“Barang siapa yang
menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu, niscaya Allah memudahkannya ke jalan
menuju surga.” (HR. Turmudzi)
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk ciptaan
Allah swt yang mempunyai akal dan nafsu. Nafsu biasanya berkaitan dengan
perasaan dan akal biasanya berkaitan dengan pengetahuan. Akal dan hati
(perasaan) harus berkolaborasi dengan baik agar menghasilkan sesuatu yang baik
pula. Dan keduanya bisa berkolaborasi dengan baik apabila dilandasi dengan pondasi
keilmuan yang kuat.
Jika dianalisis, bahwa yang namanya kehidupan
di dalam agama islam itu tiada waktu satu saat pun yang terlepas dari
nilai-nilai ibadah jika kita pandai memanfaatkannya. Salah satu dari beribu
contohnya yaitu menuntut ilmu. Selain merupakan kewajiban, menuntut ilmu juga
menghasilkan banyak manfaat bagi orang yang melakukannya.
Di antaranya yaitu Allah akan mengangkat orang
yang beriman dan berilmu dengan beberapa derajat, akan dimudahkan ke jalan
menuju surga, dan orang yang mencari ilmu itu akan selalu berada di jalan Allah
hingga ia pulang. Yang demikian itulah hanya beberapa manfaat atau keutamaan
bagi orang yang menuntut ilmu dengan niat hanya mengharap keridhaan Ilahi.
Setelah kita memiliki segudang ilmu, maka tidak
akan sempurna bila tidak dilengkapi dengan amal. Sebagaimana dalam mahfudzot:
“Ilmu tanpa amal bagai pohon tak berbuah”. Coba bayangkan, jika kita menemukan
sebuah pohon yang kuat dan rindang namun tidak berbuah. Pohon tersebut memang
dapat memberikan manfaat untuk sekadar berteduh. Tapi, kita tidak bisa
menikmati manisnya buah yang seharusnya dipanen dari pohon tersebut.
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini,
seyogyanya didasari dengan ilmu serta dilengkapi dengan pengamalannya ke dalam
hal-hal yang positif. Manusia seumpama seorang nelayan. Untuk sampai pada
sebuah pantai di sebrang sana, haruslah kita menumpangi perahu yang kuat agar
sampai dengan selamat. Meskipun ada badai menerjang, ombak menghantam, setidaknya
perahu yang kuat akan menyelamatkan nelayan dari goncangan air laut yang hendak
menelannya.
Begitupun dengan kita sebagai manusia, untuk
sampai ke akhirat nanti hendaklah memiliki bekal ilmu yang seimbang antara
dunia dan akhirat tentunya dibarengi dengan amal agar dapat menyebrangi lautan
kehidupan dengan sebaik-baiknya meskipun harus melalui berbagai cobaan yang
menghadang. Bandingkan dengan orang yang tidak memiliki ilmu dan orang yang
memiliki ilmu tapi tidak mengamalkannya. Mereka seolah-olah menyebrangi lautan
dengan berenang. Maka saat badai belum datang pun, mereka sudah mati tenggelam.
Untuk itu, selagi masih banyak waktu marilah
kita sama-sama lebih banyak lagi mencari ilmu dunia dan akhirat tentunya dengan
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar kita bisa sampai ke akhirat dengan
selamat. Wallaahu a’lam. [retsa/islampos/al-hadits]
0 komentar:
Post a Comment