Tuesday, 14 October 2014

Sebrangi Lautan dengan Kokohnya Perahu


“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu, niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga.” (HR. Turmudzi)

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk ciptaan Allah swt yang mempunyai akal dan nafsu. Nafsu biasanya berkaitan dengan perasaan dan akal biasanya berkaitan dengan pengetahuan. Akal dan hati (perasaan) harus berkolaborasi dengan baik agar menghasilkan sesuatu yang baik pula. Dan keduanya bisa berkolaborasi dengan baik apabila dilandasi dengan pondasi keilmuan yang kuat.
Jika dianalisis, bahwa yang namanya kehidupan di dalam agama islam itu tiada waktu satu saat pun yang terlepas dari nilai-nilai ibadah jika kita pandai memanfaatkannya. Salah satu dari beribu contohnya yaitu menuntut ilmu. Selain merupakan kewajiban, menuntut ilmu juga menghasilkan banyak manfaat bagi orang yang melakukannya.
Di antaranya yaitu Allah akan mengangkat orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa derajat, akan dimudahkan ke jalan menuju surga, dan orang yang mencari ilmu itu akan selalu berada di jalan Allah hingga ia pulang. Yang demikian itulah hanya beberapa manfaat atau keutamaan bagi orang yang menuntut ilmu dengan niat hanya mengharap keridhaan Ilahi.

Setelah kita memiliki segudang ilmu, maka tidak akan sempurna bila tidak dilengkapi dengan amal. Sebagaimana dalam mahfudzot: “Ilmu tanpa amal bagai pohon tak berbuah”. Coba bayangkan, jika kita menemukan sebuah pohon yang kuat dan rindang namun tidak berbuah. Pohon tersebut memang dapat memberikan manfaat untuk sekadar berteduh. Tapi, kita tidak bisa menikmati manisnya buah yang seharusnya dipanen dari pohon tersebut.
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, seyogyanya didasari dengan ilmu serta dilengkapi dengan pengamalannya ke dalam hal-hal yang positif. Manusia seumpama seorang nelayan. Untuk sampai pada sebuah pantai di sebrang sana, haruslah kita menumpangi perahu yang kuat agar sampai dengan selamat. Meskipun ada badai menerjang, ombak menghantam, setidaknya perahu yang kuat akan menyelamatkan nelayan dari goncangan air laut yang hendak menelannya.
Begitupun dengan kita sebagai manusia, untuk sampai ke akhirat nanti hendaklah memiliki bekal ilmu yang seimbang antara dunia dan akhirat tentunya dibarengi dengan amal agar dapat menyebrangi lautan kehidupan dengan sebaik-baiknya meskipun harus melalui berbagai cobaan yang menghadang. Bandingkan dengan orang yang tidak memiliki ilmu dan orang yang memiliki ilmu tapi tidak mengamalkannya. Mereka seolah-olah menyebrangi lautan dengan berenang. Maka saat badai belum datang pun, mereka sudah mati tenggelam.
Untuk itu, selagi masih banyak waktu marilah kita sama-sama lebih banyak lagi mencari ilmu dunia dan akhirat tentunya dengan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar kita bisa sampai ke akhirat dengan selamat. Wallaahu a’lam. [retsa/islampos/al-hadits]

0 komentar:

Post a Comment