Sunnatullah
Tahapan adalah sebuah sunnatullah (ketetapan Allah)
dalam bekerja, baik yang tertulis dalam Al Quran maupun yang tidak tertulis
dalam sunnatullah kauniyah. Ketika Allah menciptakan alam semesta, meciptakan
bayi dalam kandungan, atau ketika Allah melarang minuman khamr. Semua
ditetapkan secara bertahap. Padahal Allah mampu menciptakan dalam sekejap. Begitulah
kiranya Allah memberikan pelajaran kepada kita bahwa kalau bekerja haruslah
bertahap.
Begitu pula ketika kita ingin menjadi seorang
wirausahawan, maka ada tahap tahap yang harus kita lalui, apalagi kita seorang
muslim dan mukmin, maka sudah sewajarnya kita mematuhi sunnatullah tahapan ini.
Jika dilanggar dengan tidak memakai tahapan, mungkin saja bisa berhasil menjadi
pengusaha dan mendapat uang banyak, tetapi bisa dipastikan uang yang didapat
tidak bisa mendatangkan kebahagiaan. Berarti orang itu hanya sekedar mencari
uang, bukan mencari kebahagiaan diri dan orang lain.
Arti Wirausaha yang lebih Luas
Jika kita artikan wirausaha itu secara lebih luas,
wirausaha adalah: kemampuan seseorang untuk membantu atau melayani diri sendiri
serta orang lain secara mandiri. Maka orang itu berupaya untuk melepaskan
ketergantungan dari orang lain atau minimal tidak menjadi benalu (menyusahkan)
pada orang lain, baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik berarti dia
mampu tidak merepotkan orang lain, secara psikis dia mampu tidak menjadi beban
fikiran atau bahan gunjingan orang lain.
Kemandirian tidak harus diartikan dengan uang. Karena
bisa saja orang tidak tidak berpenghasilan, tetapi memang mempunyai hak dari
orang lain, seperti istri mempunyai hak dari suami, atau anak mempunyai hak
dari orang tuanya. Tetapi sehari-harinya bisa bekerja melayani dan membantu
diri sendiri dan orang lain, maka orang itu bisa disebut mandiri.
Begitu pula sebaliknya mungkin saja dia punya
penghasilan banyak tetapi prilakunya menyusahkan orang lain, atau menambah
beban fikiran orang lain, maka orang itu belum dianggap mandiri. (Lihatlah
sekarang para penghutang ingin minta dihapus hutannya senilai 60 trilyun) ini
namanya membuat orang lain susah.
Langkah Awal yang Wajib dilalui
Karena itulah mari kita mulai melangkah dari awal,
jika kita ingin memulai sesuatu apa saja, jika ditengah jalan ada peluang untuk
melangkah lebih cepat bisa saja, tetapi tidak melompat meninggalkan tangga
tangga urutan tahapannya. Adapun langkah awal itu adalah sebagai berikut :
- Totalitas hidup ibadah, jadwal
harian melebur, mengikuti jadwalnya Allah
- Tidur tidak larut malam,
kecuali keadaan darurat sepeti ada musibah, menolong bencana dsb.
- Bangun sebelum subuh
secara mandiri, (tidak dibangunkan orang lain) sehingga bisa
Qiyamullail walau sedikit.
- Dilarang, tidak boleh,
aib/pamali, pantang tidur setelah subuh
- Mengerjakan pekerjaan rumah
antara subuh s/d jam mulai keluar rumah
- Merapihkan rumah, mencuci
pakaian, memasak, merapihkan barang sendiri.
- Tidak terlambat masuk kerja,
walaupun kantornya punya sendiri serta serius dalam bekerja.
- Menikmati pekerjaan, karena
ibadah, dakwah, jihad, hobi, maisyah, ta’awun, amal jariyah,
- Shalat, dzikir, du’a adalah
jadwal utama, sementara aktifitas lain harus menyesuaikan waktunya.
- Hiburan bukan candu, tapi
selingan jadi sejenak saja, pandai mengendalikan sarana hidup.
- Harus ada waktu
perhatian, untuk diri, keluarga, tetangga, masjidnya, kampung dst.
- Mengurus dokumen pribadi
sendiri, seperti KTP, SIM, STNK, Listrik, PBB, administrasi lainnya.
- Menjaga kesehatan dan stamina
tubuh, supaya tidak mudah sakit.
- Terus berlatih seni management
waktu. Jangan sampai satu detik hilang tanpa perencanaan.
- Sensitif dan sangat mengenal
siapa si pencuri waktu.
- Menghidari tongkrongan,
kongkow-kongkow, ketawa ketiwi, nyeletuk-nyletuk, yang hanya menghabiskan
waktu.
- Malu melakukan aktifitas
murahan yang tidak menambah iman, ilmu dan income.
- Gengsi melakukan tidakan
tercela, karena harga diri, apalagi perbuatan dosa.
- Menyeleksi teman jangan sampai
mengangkat si pencuri waktu sebagai teman.
- Memilih lingkungan dan sarana
hidup yang bisa dikendalikan bukan sebaliknya.
- Banyak silaturrahiim, untuk
memperbanyak teman dan koneksi serta jaringan.
- Siap dan mudah bekerja sama dengan
siapapun serta pandai bergaul..
- Konsentrasi penuh ditempat
banyak orang berkumpul/bertemu karena disitulah banyak berdar uang.
- Sering mencari kerumunan,
kumpulnya banyak orang atau event-even yang mengundang banyak orang.
- Sering berjalan dipasar dan mengamati
dengan serius prilaku orang dipasar.
- Mengasah senstifitas untuk
melihat berbagai macam peluang dan kesempatan.
- Tidak malu bertanya atau
meminta saran kepada siapapun
- Tidak takut dikeritik, malah
merindukannya, agar terus melakukan perubahan tanpa henti.
- Tidak suka mencari kambing
hitam, selalu lari kedalam dirinya, karena dia percaya diri, segala
sesuatunya datang dari keputusan sendiri. Maka pantang menyalahkan orang
lain.
- Kecepatan dalam mengevaluasi,
senang dengan umpan balik, tindakan perbaikan ketika terjadi kesalahan.
- Sangat sengang dan selalau
berupaya untuk meningkatkan kapasitas dirinya, dengan banyak pelatihan,
belajar, bertanya, magang serta terus dan terus mencoba…
- Ucapan ”Bismillah” bukan basa
basi, berarti sekarang juga mulai tidak ada kata tunda.
- Mengambil inisiatif, tidak ikut
ikutan, menunggu si fulan, menunggu disuruh, diarahkan, atau
ditegur.
- Siap tempur dengan musuh
bebuyutan, kangker ganas, yaitu kata “tunda”
- Bekerja keras, banting tulang,
peras keringat, jungkir ballik, ulet, tekun, sabar, pantang mengeluh dan
tidak lebay
- Melihat setiap ada masalah
pasti ada peluang, setiap ada kesulitan pasti akan muncul kemudahan.
- Berupaya mengatasi dan
menyelesaikan kesulitan dan persoalan-persoalan nya sendiri.
- Memperbaiki kerusakan kecil di
rumahnya sendiri, seperti atap bocor, keran rusak, lampu mati, saklar
rusak, dan sebagainya
- Tidak ada waktu yang lost
control walau satu detik, semua sudah direncanakan. Sekecil apapun harus
bekerja, tidak boleh berhenti, kecuali memang waktu istirahat dan
kebutuhan darurat.
- Bukan entrepreuneur namanyaa
jika dalam hari hari masih ada kata “ Bingung apa yang harus dikerjakan”
atau memang tidak teragenda sebelumnya jadi bingung. Nah loh..?
- Wirausahawan berarti juga
seorang “visioner” ciri yang sangat jelas adalah “Kewajiban lebih
banyak dari pada waktu yang tersedia”. Sangat aneh jika masih banyak
hiburannya.
- Hidup berencana, berarti punya
buku agenda harian bertanggal.
- Peka dan peduli terhadap
keadaan diri dan lingkungan sekitar’
- Cinta kebersihan, keindahan
diri, rumah, lingkungan dan mengajak orang lain..
- Penghematan dalam segala hal
termasuk listrik, air, gas dan sebagainyal.
- Menyiapkan segala resiko yang
akan dihadapi, terpahit sekalipun.
- Tujuan dan proses sama
pentingnya sehingga tidak menyepelekan keduanya.
- Tawakkal penuh, pasrah total,
du’a senjata utama, Berbaik sangka keapada Allah.
- Sehingga tidak ada kamus,
nyerah, kapok, bosen, bt, berhenti, letih dan sebagainya.
- Modal Utama dalam bisnis bukan
“uang” tetapi keyakinan, kreatifitas, kerja keras, koneksi dan
jaringan..
- Memulai dari modal seadanya,
akal fikiran, panca indra, keterampilan, saran dan fasilitas disekitar
kita, SDA dan SDM disekitar kita, jaringan yang sudah kita miliki.
Itulah langkah-langkah awal (dasar) yang harus dikerjakan dan dipenuhi jika
mereka ingin menjadi seorang wirausahawan muslim sejati. Kalau mau lebih cepat
dengan langkah berikutnya boleh saja asal langkah-langkah awal (dasar) ini
tidak ditinggalkan. Penulis yakin jika langkah-langkah awal ini semuanya
dilaksanakan, insyaAllah kemungkinan besar akan berhasil menjadi wirausahawan
muslim sejati.
Jangan berbasa basi dengan ucapan “bismillaah”, jika Anda mengucapkan
kalimat basmalah, berarti tidak ada kata “tunda” lagi. Selamat mencoba, semoga
Anda menjadi orang sukses dunia akhirat. Amin
Sumber : http://www.fimadani.com/langkah-awal-berwirausaha/
0 komentar:
Post a Comment