Ibarat sebuah rumah, karakter merupakan penampilan
rumah secara keseluruhan dan batu bata merupakan kebiasaan atau hal-hal yang
sering dilakukan oleh seseorang Rumah yang kokoh pastinya tersusun oleh batu
bata yang kokoh pula. Maka untuk membuat sebuah rumah yang baik, dibutuhkan
batu bata yang sesuai dalam pembangunan rumah.
Karakter manusia pada dasarnya adalah gabungan dari
kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus. Ada tujuh kebiasaan yang akan
diuraikan dan merupakan kebiasaan yang dapat memberi hasil jangka panjang yang
menguntungkan secara maksimum. Ketujuh kebiasaan ini memberikan pendekatan yang
meningkat, berurutan dan sangat terpadu bagi perkembangan efektivitas sehingga
dapat melejitkan potensi dan mengokohkan karakter seseorang.
Adapun tujuh kebiasaan tersebut adalah:
1. Bersikap Proaktif
Proaktif merupakan inisiatif dan rasa tanggung jawab
untuk membuat segala sesuatunya terjadi. Orang yang proaktif bergerak
berdasarkan nilai dan pilihan sadar sehingga tidak mudah kecewa dan dipengaruhi
oleh kondisi di sekitarnya. Contohnya, ada seorang pelayan Rumah Makan Padang
di Sukabirus. Pelayan tersebut melayani pembeli yang datang dengan ramah
dan
sopan. Akan tetapi, seringkali dia mendapatkan teguran dari para pembeli yang
datang ke rumah makan tersebut karena pesanan yang terlalu lama dibuat,
kesalahan dalam memberikan pesanan, dan sebagainya. Hal tersebut ternyata tidak
membuat pelayan tadi merasa frustasi dan putus asa, melainkan justru menjadi
cambukan baginya untuk melangkah lebih baik lagi. Pelayan tersebut berprinsip
bahwa “bukan apa yang terjadi pada diri kita, melainkan respon kita terhadap
apa yang terjadi pada diri kitalah yang menyakiti kita.” Oleh sebab itu,
pelayan tersebut sama sekali tidak kecewa atas perlakuan yang dia terima dari
pembeli. Dia tetap fokus terhadap nilai dan tanggung jawabnya dalam memberikan
dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap para pembeli.
2. Mulai Dari Akhir
Mulai dari akhir merujuk pada pengertian yang jelas
tentang tujuan utama dalam suatu kegiatan. Pada dasarnya manusia seringkali
terjerembab dalam perangkap aktivitas dan kesibukan hidup. Manusia bekerja
untuk terus bisa menaiki anak tangga keberhasilan, tetapi tak jarang mereka
mengetahui bahwa ternyata mereka menaiki tangga yang salah. Dalam contoh kasus,
ketika pihak kampus IT Telkom ingin membangun gedung laboratorium dan penelitian.
Tentulah sebelum merealisasikannya, pihak kampus harus mengetahui dan membuat
design dari gedung tersebut. Berapa lebar tanah yang digunakan untuk
pembangunan gedung, berapa ruangan yang akan dibangun di dalam gedung, dan
gambaran-gambaran yang jelas tentang perangkat tambahan bagi gedung. Setelah
itu, pihak kampus akan mengomunikasikannya dengan pihak arsitektur dan pekerja
bangunan. Inilah pentingnya mengetahui terlebih dahulu visi atau tujuan dalam
memulai suatu pekerjaan. Untuk itu, kita semua harus mengetahui tujuan akhir
yang jelas sehingga dapat mendeteksi dan mengetahui langkah-langkah yang
diambil tetap berada pada arah yang benar dan sesuai dengan tujuan tersebut.
3. Dahulukan Yang Utama
Setiap orang pasti memiliki berbagai aktivitas dan
kesibukan di dalam hidupnya. Sebagian besar sangat sulit untuk membagi dan
mengatur waktu dalam melaksanakan aktivitas tersebut. Hal yang terbaik adalah
organisir dan laksanakan menurut prioritasnya.
“Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” ( QS Al Ashr :1-3)
Ada empat matriks manajemen waktu:
- Penting dan mendesakYaitu
kegiatan yang harus dilaksanakan secepat mungkin karena merupakan hal yang
penting dan harus segera dilaksanakan. Dalam contoh kasus, ketika
mahasiswa IT Telkom yang tergabung dalam suatu penelitian harus segera
mengerjakan proyek laboratorium karena kegiatan tersebut sudah mendekati
batas waktu.
- Penting dan tidak mendesakYaitu
kegiatan yang harus dilaksanakan, tetapi dapat ditunda terlebih dahulu
karena kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan yang mendesak untuk
dilaksanakan. Misalnya: Mahasiswa IT Telkom merencanakan untuk rekreasi ke
Rancau Upas. Rekreasi merupakan hal yang cukup penting untuk mengakrabkan
pertemanan dan solidaritas pada sesama anggota kelas. Rekreasi tersebut
tidak harus langsung dilaksanakan. Mahasiswa dapat mendikusikannya
terlebih dahulu dengan menentukan tanggal keberangkatan dengan memilih
tanggal libur atau setelah UAS.
- Tidak penting dan mendesakYaitu
kegiatan yang tidak penting tetapi membutuhkan perhatian sesegera mungkin
karena bersifat mendesak. Misalnya: Seseorang berada di dalam sebuah
rapat, tiba-tiba saja HP nya berdering dan merupakan panggilan dari teman
lamanya. Kebanyakan orang tidak tahan bila melihat HP berdering begitu
saja. HP yang berdering sifatnya mendesak karena membutuhkan perhatian
segera untuk diangkat. Sementara berbicara dan menghabiskan waktu di
telepon hanya untuk mengobrol dengan teman lama tersebut termasuk kegiatan
yang tidak penting.
- Tidak penting dan tidak
mendesakYaitu kegiatan yang tidak menunjang misi hidup dan tidak
memerlukan perhatian segera. Misalnya menggunakan fasilitas internet di
warnet dengan bermain sepanjang waktu. Hal ini termasuk kegiatan yang
tidak mendesak dan tidak penting karena selain sebagai kegiatan pemboros
waktu juga merupakan pemboros biaya.
4. Berpikir Menang/Menang
Banyak orang berpikir bahwa dunia merupakan panggung
sandiwara dengan segala persaingan yang terjadi. Persaing akan memberikan
interupsi untuk selalu mengalahkan pihak yang lain dengan menonjolkan diri
sebagai satu-satunya pemenang. Berpikir menang-menang merupakan kerangka
pikiran dan hati yang terus mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi
manusia sebagai kemenangan yang tertinggi.
“Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia
mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya
dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan
mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia
mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta,
jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu
depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya
dengan berlari.” (HR.
al-Bukhari dan Muslim)
5. Mengerti Baru Dimengerti
Kebiasaan ini mengajarkan kepada setiap orang untuk
mengerti apa yang dirasakan orang lain. Melalui kebiasaan tersebut, diharapkan
setiap orang mampu melatih kematangan emosi dan dapat berfokus dalam pemberian
dan pemecahan masalah orang lain. Seperti kata pepatah
“Lakukanlah orang lain seperti bagaimana engkau ingin diperlakukan oleh
orang lain”.
6. Wujudkan Sinergi
Sinergi merupakan bentuk penyatuan hubungan atas
bagian-bagian yang berbeda. Contohnya adalah sepasang suami istri yang hidup
dalam suatu rumah tangga. Mereka berusaha untuk sinergi dalam menjalani rumah
tangga tersebut dengan menghormati perbedaan, membangun kekuatan dan
mengimbangi kelemahan pada pasangannya.
7. Asahlah Gergaji
Asah gergaji merupakan kebiasaan dimana setiap orang
harus meluangkan waktu sejenak untuk mengasah dan meningkatkan kapasitas
dirinya. Contoh: Asisten di laboratorium Analisis Perancangan Kerja IT Telkom
sedang mengerjakan proyek untuk membuat kursi duduk nyaman untuk dosen. Mereka
tidak langsung mengerjakan proyek tersebut dengan serta merta. Merek berhenti
sejenak untuk mempelajari tentang pembuatan kursi yang ergonomis dan membaca
buku terkait analisis ergonomi lainnya sehingga dapat meningkatkan kapasitas
dan keprofesionalan mereka dalam membuat kursi duduk yang nyaman dan sesuai untuk
dosen.
Demikianlah setiap orang berusaha untuk meningkatkan
efektivitas pribadi dengan mengubah kebiasaannya sehingga dapat menghasilkan
reaksi positif bagi diri dan lingkungannya. Dan semoga pada bulan Ramadhan
inipun, kita semua dapat memperbaiki diri menuju pribadi yang lebih baik dari
sebelumnya.
0 komentar:
Post a Comment