Friday 24 January 2014

Osama Bin Laden Anggota CIA?



WASHINGTON (Berita SuaraMedia) - Sebuah kabar mengejutkan menyeruak mengenai keakraban antara dinas rahasia AS, CIA dengan seseorang yang namanya mencuat setelah peristiwa 11 September 2001, Osama Bin Laden. Menurut Times, bin Laden adalah seorang agen CIA. Ia diberikan pelatihan intelijen yang terbaik, persenjataan lengkap, fasilitas dan segudang uang selama bertahun-tahun.
Jika benar bahwa bin Laden adalah agen CIA, maka serangan roket yang diluncurkan AS ke Afghanistan boleh jadi bukan untuk menghancurkan bin Laden dan para pendukungnya, namun sebuah serangan yang ditujukan untuk membangun citra bin Laden dan membuat dirinya dihormati di kalangan umat Muslim yang menentang pemerintahan AS.


Dugaan kuat lainnya bahwa tugas baru bin Laden adalah untuk dipergunakan sebagai alasan pembenar atas serangan AS. Misalnya, ketika bin Laden dikabarkan berada di Afghanistan, maka AS memiliki alasan pembenar untuk membombardir negara tersebut dengan dalih perang melawan teror, slogan perang yang dikumandangkan oleh era kepemimpinan George W. Bush. AS juga dapat mengebom negara lain dengan alasan untuk mengejar bin Laden.
Disebutkan bahwa para gerilyawan yang dulunya memerangi Uni Soviet dengan dukungan CIA, kini berperang dalam kelompok bin Laden. Jadi, orang-orang yang disebut AS sebagai teroris terburuk di dunia, sejatinya merupakan orang-orang binaan AS sendiri.
Dulu, ketika bin Laden dan para rekannya bertempur dengan dukungan CIA, mereka disebut sebagai "pasukan perlawanan", kini julukan untuk mereka diganti oleh AS menjadi "teroris".
Bukannya tanpa sebab, dengan perubahan julukan tersebut, maka setiap kali pemerintahan AS menuding kelompok atau negara manapun memiliki kaitan dengan orang-orang tersebut, AS bisa langsung meledakkan kelompok atau negara yang bersangkutan, tanpa perlu menunggu rapat PBB, tanpa perlu bukti.
Irak merupakan pengeecualian, karena tidak sesuai dengan slogan perang melawan teror dari Bush. AS tidak dapat menunjukkan bukti bahwa mendiang Saddam Hussein memiliki kaitan dengan kelompok bin Laden, sehingga AS tidak mungkin menyerang Irak dengan dalih terorisme. Oleh karena itu, AS mengarang alasan baru, yakni senjata pemusnah massal. Bush kala itu melontarkan peringatan kepada Irak, "Kalau kalian terus mengembangkan senjata pemusnah massal dan meneror dunia ini, maka kalian akan kami serang." Seorang reporter menyanggah kata-kata Bush, karena pada saat berpidato dihadapan Kongres AS, dia sama sekali tidak menyebut-nyebut senjata pemusnah massal. Bush menjawab dengan enteng, "bagian dari perang melawan teror adalah untuk menghapuskan senjata teroris agar tidak jatuh ke negara yang akan mempergunakannya." Dengan alasan seperti itu, Bush menyerbu Irak.
Osama bin Laden dilaporkan telah meninggal setidaknya pada bulan Desember 2001, demikian kata (mantan) pemimpin Pakistan, Pervez Musharraf dan sejumlah tokoh lainnya, termasuk mendiang Benazir Bhutto (yang kemudian dibunuh, banyak pihak menduga bahwa pembunuhan Bhutto didalangi oleh CIA), namun, Osama kembali muncul - baik dalam rekaman video maupun rekaman suara - dalam keadaan sehat.
Berbagai rekaman suara dan video mengenai bin Laden kemungkinan besar disampaikan oleh "juru bicara" al-Qaeda, Adam Yahiye Gadahn, yang terlahir sebagai Yahudi dengan nama Adam Pearlman. Adam dibesarkan sebagai cucu dari direktur organisasi Yahudi ADL (Liga Anti Penodaan) sekaligus seorang pengacara Israel, Carl Pearlman.

Osama bin Laden Agen CIA
Dua orang pria berjalan memasuki hotel Hilton di kawasan Sherman Oaks, California, pada akhir musim semi tahun 1986. Mereka berdua tengah dalam perjalanan untuk menemui para perwakilan kelompok mujahidin, pejuang Afghanistan yang melawan invasi Soviet.
Satu dari dua orang tersebut, Ted Gunderson, memiliki perjalanan karir yang cemerlang bersama FBI, dia menjadi pengawas para agen rahasia pada awal dekade 1960an, menjadi kepala kantor cabang Dallas pada tahun 1973 hingga 1975, dan menjadi kepala biro Los Angeles pada tahun 1977 hingga 1979. Gunderson juga menyumbangkan jasanya kepada bebagai operasi CIA dan NSC.
Michael Riconosciuto berada di sana untuk mendiskusikan bantuan sistem pertahanan udara kepada kelompok mujahidin. Demikian juga dengan kemungkinan pengiriman rudal Stinger. Jika AS mengijinkan ekspor peluru kendali tersebut, maka Riconosciuto dapat memodifikasi sistem elektronik Stinger, seihingga akan tetap efektif untuk menghajar pesawat tempur Soviet, namun tidak akan menjadi ancaman bagi AS atau pasukan NATO.
Namun Riconosciuto memiliki gagasan lain. Melalui koneksinya dengan kelompok industri dan militer China, Norinco, dia bisa saja mendapatkan berbagai komponen dasar untuk membangun sistem roket 107 MM China. Kemudian dimodifikasi ulang menjadi senjata jinjing anti pesawat udara, dan diproduksi di Pakistan. Kelompok mujahidin kemudian akan memiliki senjata mematikan untuk menghancurkan helikopter Soviet termasuk pesawat tempur dan mata-mata.
Rionosciuto adalah seorang pakar peluru kendali elektronik, dia juga ahli dalam bidang komputer dan ilmu kriptologi (ilmu untuk menguraikan sandi).
Yang menemui Rionosciuto dan Gunderson di hotel tersebut adalah dua orang perwakilan mujahidin, menunggu untuk membahas kebutuhan persenjataan mereka. Pria pertama adalah Ralph Olberg, sementara pria satunya dipanggil Tim Osman (atau Ossman).
Ralph Olberg adalah seorang pengusaha Amerika yang memimpin pengelolaan senjata dan teknologi AS yang akan dipergunakan oleh kelompok perlawanan di Afghanistan. Sementara pria satunya, yang mengenakan pakaian buruh pelabuhan, juga bukan warga Afghanistan. Dia adalah seorang pria warga Arab Saudi berusia 27 tahun. Tim Osman belakangan lebih dikenal dengan nama Osama bin Laden. "Tim Osman" adalah nama yang disematkan kepadanya oleh CIA dalam kunjungan ke pangkalan militer AS untuk mencari dukungan politik dan persenjataan. (dn/ec/hlt/st/or) Dikutip oleh www.suaramedia.com


0 komentar:

Post a Comment