WASHINGTON (Berita SuaraMedia) - Sebuah kabar mengejutkan menyeruak
mengenai keakraban antara dinas rahasia AS, CIA dengan seseorang yang namanya
mencuat setelah peristiwa 11 September 2001, Osama Bin Laden. Menurut Times,
bin Laden adalah seorang agen CIA. Ia diberikan pelatihan intelijen yang
terbaik, persenjataan lengkap, fasilitas dan segudang uang selama
bertahun-tahun.
Jika benar bahwa
bin Laden adalah agen CIA, maka serangan roket yang diluncurkan AS ke
Afghanistan boleh jadi bukan untuk menghancurkan bin Laden dan para
pendukungnya, namun sebuah serangan yang ditujukan untuk membangun citra bin
Laden dan membuat dirinya dihormati di kalangan umat Muslim yang menentang
pemerintahan AS.
Dugaan kuat lainnya bahwa tugas baru bin Laden adalah untuk dipergunakan
sebagai alasan pembenar atas serangan AS. Misalnya, ketika bin Laden dikabarkan
berada di Afghanistan, maka AS memiliki alasan pembenar untuk membombardir
negara tersebut dengan dalih perang melawan teror, slogan perang yang
dikumandangkan oleh era kepemimpinan George W.
Bush. AS juga dapat mengebom negara lain dengan alasan untuk
mengejar bin Laden.
Disebutkan bahwa para gerilyawan yang dulunya memerangi Uni Soviet dengan
dukungan CIA, kini berperang dalam kelompok bin Laden. Jadi, orang-orang yang
disebut AS sebagai teroris terburuk di dunia, sejatinya merupakan orang-orang
binaan AS sendiri.
Dulu, ketika bin
Laden dan para rekannya bertempur dengan dukungan CIA, mereka disebut sebagai
"pasukan perlawanan", kini julukan untuk mereka diganti oleh AS
menjadi "teroris".
Bukannya tanpa sebab, dengan perubahan julukan tersebut, maka setiap kali
pemerintahan AS menuding kelompok atau negara manapun memiliki kaitan dengan
orang-orang tersebut, AS bisa langsung meledakkan kelompok atau negara yang
bersangkutan, tanpa perlu menunggu rapat PBB, tanpa perlu bukti.
Irak merupakan
pengeecualian, karena tidak sesuai dengan slogan perang melawan teror dari
Bush. AS tidak dapat menunjukkan bukti bahwa mendiang Saddam Hussein memiliki
kaitan dengan kelompok bin Laden, sehingga AS tidak mungkin menyerang Irak
dengan dalih terorisme. Oleh karena itu, AS mengarang alasan baru, yakni
senjata pemusnah massal. Bush kala itu melontarkan peringatan kepada Irak,
"Kalau kalian terus mengembangkan senjata pemusnah massal dan meneror
dunia ini, maka kalian akan kami serang." Seorang reporter menyanggah
kata-kata Bush, karena pada saat berpidato dihadapan Kongres AS, dia sama
sekali tidak menyebut-nyebut senjata pemusnah massal. Bush menjawab dengan
enteng, "bagian dari perang melawan teror adalah untuk menghapuskan
senjata teroris agar tidak jatuh ke negara yang akan mempergunakannya."
Dengan alasan seperti itu, Bush menyerbu Irak.
Osama bin Laden
dilaporkan telah meninggal setidaknya pada bulan Desember 2001, demikian kata
(mantan) pemimpin Pakistan, Pervez Musharraf dan sejumlah tokoh lainnya,
termasuk mendiang Benazir Bhutto (yang kemudian dibunuh, banyak pihak menduga
bahwa pembunuhan Bhutto didalangi oleh CIA), namun, Osama kembali muncul - baik
dalam rekaman video maupun rekaman suara - dalam keadaan sehat.
Berbagai rekaman
suara dan video mengenai bin Laden kemungkinan besar disampaikan oleh
"juru bicara" al-Qaeda, Adam Yahiye Gadahn, yang terlahir sebagai
Yahudi dengan nama Adam Pearlman. Adam dibesarkan sebagai cucu dari direktur
organisasi Yahudi ADL (Liga Anti Penodaan) sekaligus seorang pengacara Israel,
Carl Pearlman.
Osama bin Laden
Agen CIA
Dua orang pria berjalan memasuki hotel Hilton di kawasan Sherman Oaks,
California, pada akhir musim semi tahun 1986. Mereka berdua tengah dalam
perjalanan untuk menemui para perwakilan kelompok mujahidin, pejuang
Afghanistan yang melawan invasi Soviet.
Satu dari dua orang tersebut, Ted Gunderson, memiliki perjalanan karir yang
cemerlang bersama FBI, dia menjadi pengawas para agen rahasia pada awal dekade
1960an, menjadi kepala kantor cabang Dallas pada tahun 1973 hingga 1975, dan
menjadi kepala biro Los Angeles pada tahun 1977 hingga 1979. Gunderson juga
menyumbangkan jasanya kepada bebagai operasi CIA
dan NSC.
Michael Riconosciuto berada di sana untuk mendiskusikan bantuan sistem
pertahanan udara kepada kelompok mujahidin. Demikian juga dengan kemungkinan pengiriman
rudal Stinger. Jika AS mengijinkan ekspor peluru kendali tersebut, maka
Riconosciuto dapat memodifikasi sistem elektronik Stinger, seihingga akan tetap
efektif untuk menghajar pesawat tempur Soviet, namun tidak akan menjadi ancaman
bagi AS atau pasukan NATO.
Namun Riconosciuto memiliki gagasan lain. Melalui koneksinya dengan
kelompok industri dan militer China, Norinco, dia bisa saja mendapatkan
berbagai komponen dasar untuk membangun sistem roket 107 MM China. Kemudian
dimodifikasi ulang menjadi senjata jinjing anti pesawat udara, dan diproduksi
di Pakistan. Kelompok mujahidin kemudian akan memiliki senjata mematikan untuk
menghancurkan helikopter Soviet termasuk pesawat tempur dan mata-mata.
Rionosciuto adalah seorang pakar peluru kendali elektronik, dia juga ahli
dalam bidang komputer dan ilmu kriptologi (ilmu untuk menguraikan sandi).
Yang menemui
Rionosciuto dan Gunderson di hotel tersebut adalah dua orang perwakilan
mujahidin, menunggu untuk membahas kebutuhan persenjataan mereka. Pria pertama
adalah Ralph Olberg, sementara pria satunya dipanggil Tim Osman (atau Ossman).
Ralph Olberg adalah seorang pengusaha Amerika yang memimpin pengelolaan
senjata dan teknologi AS yang akan dipergunakan oleh kelompok perlawanan di
Afghanistan. Sementara pria satunya, yang mengenakan pakaian buruh pelabuhan,
juga bukan warga Afghanistan. Dia adalah seorang pria warga Arab Saudi berusia
27 tahun. Tim Osman belakangan lebih dikenal dengan nama Osama bin Laden.
"Tim Osman" adalah nama yang disematkan kepadanya oleh CIA dalam
kunjungan ke pangkalan militer AS untuk mencari dukungan politik dan
persenjataan. (dn/ec/hlt/st/or) Dikutip oleh www.suaramedia.com
0 komentar:
Post a Comment