AUTIS
Karya Yusellia
Suatu malam, Gama yang berumur 17 tahun
bertemu dengan anak cacat yang bernama Esha. Dia melihat anak tersebut dengan
jeli karena Gama sangat senang dengan perilaku Esha terhadap anak jalanan yang
meminta uang kepadanya. Diapun ingin membantunya tapi Gama tidak membawa uang
sama sekali. Akhirnya merekapun berkenalan.
Gama : “ Hai dek, boleh kenalan g ?”.
Esha : “ Boleh saja om. Tapi maav om saya cacat jadi
tidak bisa berjabat
tangan”.
Gama : “ Om ? umur muda gini baru dapat KTP dibilang om.
Aduh adiknya ini
Jangan gitu”/
Esha : “ Iya om maav tadi kan belum kenalan jadi ga tau
umur om berapa.
Jangan marah ya om. Kenalkan nama saya Esha”.
Gama : “ Ya ampun dek muka masi imut gini dibilang om kan
tadi aku udah
Bilang jangan om tapi kakak aja. Biar imut gitu, ok. Nama
aku Gama
Dek..”.
Kalau manggil pelanggannya Kakak, hehehe ”.
Sebari mereka sibuk kenalan, anak jalanan yang dikasi
uang sama Esha pun ikut ngobrol dengan Gama dan Esha. Anak tersebut ngebayol
cerita komedi gitu.
Anak jalanan : “ Hai bray, boleh gabung gak ?. ikut
ngobrol gitu mas.”.
Gama dan Esha : “ Boleh aja dong”. ( Mereka sambil
mengangguk
Anggukkan kepalanya ).
Anak jalanan : “ Sory ya ganggu habis tadi aku dikasih
uang sama mas
Cacat itu aku sempet diajak ngobrol sekarang aku
Sendiri alias galau. Makanya saya gabung aja”.
Gama : “ Anak jalanan bisa ngerasa galau juga ya dek.
Padahal
Yang aku lihat anak jalanan itu senang terus dijalan
Karena dapat uang ricih terus,hahaha ”.
Esha : “ Iya betul itu kak Gama. Tapi ada juga sie yang
galau”.
Anak jalanan : “ Ya kan semua anak jalanan beda beda jadi
gak tiap hari
Dapat uang kadang malah di ejek di hina gitu”.
Gama : “ Ya emang. Tapi gak apa lah dek yang penting kan
halal. Semoga saja kamu ntar gak kena kamtip yah”.
Anak jalanan : “ Amin kak, doakan saja yah. O ya kak tadi
aku lihat kak
Suka banget yah sama kak Esha. Emang kenapa ?”.
Gama : “ Iya saya emang suka banget sama tingkahnya Esha
tadi.
Aku salut sama dia,dia cacat tapi mau membantu”.
Esha : “ Ahh kakak ga usah gitu lah. Aku jadi malu kalo
gini”.
Gama : “ Udah tidak apa apa emang kenyataannya kok”.
Setelah bercengkrama lama
sekali, adzan magrib pun berkumandang dengan lembut nan indah. Suara yang benar
benar menggentarkan setiap umat manusia yang muslim. Gama, Esha dan Anak
jalanan tadi sholat bersama di masjid tempat ngobrol mereka. 5 menit kemudian,
sholat pun sudah selesai dan mereka melanjutkan ngobrol lagi.
Gama : “ Eh dek Esha dan anak punk, aku pulang dulu ya”.
Esha : “ Iya kak, hati hati yah. Sampai bertemu ya kak
dan anak
Punk yang ganteng itu”.
Anak jalanan : “ Aku ganteng ya kak ?, Makasi makasi.
Dada dada….”.
Akhirnya mereka sudah pada
berpisah karena waktu sudah malam. Mereka pun lupa bertukaran nomor hape jadi g
bisa BBM-an. Aduh anak sekarang kan lagi ngetren BBM-an yah. Suatu ketika
mereka bertiga bertemu kembali di tempat yang sama. Mereka saling menyapa satu
sama lain. Dan mereka juga bercanda gurau dengan heboh sampai anak anak sekolah
pada liatin.
Penjual Bakso : “ Mengapa kalian bertiga tidak
mendaftarkan diri jadi
Pelawak di OVJ kan ntar bisa terkenal. Apalagi kalian
Bertiga mukanya sama kayak pemain yang ada di OVJ”.
Gama & Esha : “ Apa ?? Emang ada ya pak ?. Wah
kesempatan kita ini
Untuk mencobanya”.
Anak jalanan : “ Emang sih tapi ntar kalo saingannya
banyak gimana?”.
Penjual Bakso : “ Jangan nyerah dulu lah. Di coba dulu
aja. Semangat bro”
Gama & Esha : “ Iya pak makasi atas sarannya. Kita
juga lagi butuh uang”
Anak jalanan : “ Iya pak makasi ya pak. Maav pak bapak
ini anak gaul
Ya ? kok manggilnya bro juga”.
Setelah sekian lama ngobrol
tentang jadi artis, mereka pun pulang sendiri sendiri karena pertemuan mereka
hanya sekedar makan siang saja. Akhirnya Gama mencari tempat pendaftaran
tersebut di deket Cilincing. Dan benar kata penjual Bakso itu bahwa disitu ada
pendaftaran artis Komedi yang aneh. Gama pun bergeming sendiri karena merasa
ingin mendaftar di OVJ dengan teman temannya. Akhirnya beberapa minggu kemudian,
mereka bertemu untuk mendaftar jadi artis Komedi di OVJ.
Gama : “ Kalian mau kan daftarin diri jadi artis komedi
di OVJ”.
Anak jalanan : “ Mau banget donk apalagi ntar bisa tenar
& banyak uang”
Esha : “ Tapi kan aku cacat, terus apa yang aku harus tunjukkan
Bila ntar perform di hadapan para penonton?”.
Gama : “ Kamu jangan pesimis dulu kita kan belum
mencobanya.
Kan setiap pelawak punya ciri khas sendiri. Ga harus
Main fisik, omongan saja bisa jadi lelucon”.
Esha : “ Iya sih tapi aku takut ga bisa menyesuaikan”.
Anak jalanan : “ Udah tenang saja kan banyak orang ntar
yang membantu
Kita jadi ga usah sedih”.
Akhirnya mereka pun bertekad
kuat untuk mendaftar jadi artis Komedi di OVJ. Dengan bekal percaya diri dan
semangat. Beberapa menit kemudian, mereka sampai di tempat pendaftaran
tersebut. Mereka melakukan pendaftaran secara rinci. No 12 adalah nomor undian
mereka untuk nampilin bakat di depan para juri. Setelah lama menunggu, mereka
pun di panggil oleh juri untuk menampilkan performnya. Tanpa ragu ragu mereka
bergaya seperti Caplin tokoh pantomime yang terkenal di dunia dengan leluconnya
yang konyol itu. Para juri tertawa akhirnya karena di awal perform juri nampak
judes. Dengan tertawanya juri, semangat mereka makin menjadi akhirnya mereka
berjoget Gannam Style dengan music yang dibuat menjadi dangdut. Juri makin tak
karuan saja tingkahnya karena menahan tawa akibat perlakuan mereka. Esha pun
hanya mengisi suara yang konyol konyol yang menambah suasana makin heboh.
Penonton pun mengejek Gama dan Anak jalanan itu “AUTIS” karena tingkah aneh dia
yang membuat suasana makin tambah rame.
Setelah acara selesai,
pengumuman pemenang pun dimulai. Gama, Esha dan Anak jalanan tersebut tangannya
pada dingin. Akhirnya nama mereka disebut oleh juri. Mereka menang dan diberi
kontrak selam 3 bulan untuk main bareng dengan para pemain di OVJ. Mereka pun
senang sekali selagi mencoba apa yang belum mereka tau akhirnya membuahkan
hasil yang baik juga. Pada akhirnya, mereka dari Gama, Esha dan Anak jalanan
itu menjadi artis tenar yang dipanggil para fansnya yaitu “AUTISME”. Nama yang
aneh tapi membawa mereka tenar sampai internasional. “Maka dari itu, cobalah
hal yang belum kamu lakukan dengan sunguh sunguh karena hasilnya akan
membuahkan hasil yang maksimal dan membuat mereka selalu tertawa melihat
tingkah kami. Itu misi kami untuk membuat para penggemar dan penonton selalu
ceria, kata mereka waktu di wawancara di sebuah media yang terkenal di
Singapura”. Akhirnya dengan ketenaran mereka, Esha bisa sembuh layaknya orang
biasa. Dia membeli sepasang tangan untuk membantunya buat bekerja.
Dan mereka pun juga membangun
masjid, pesanteran dan rumah untuk para anak jalanan dengan uang hasil jerih
payah mereka. Mereka pun dikenal orang lain dengan tata krama mereka yang baik.
“Jadi hidup ini indah bila kita saling berbagi”, by ELSA APRILIA HIDAYAT (
Penulis cerpen “AUTIS )
PROFIL PENULIS
Nama : Elsa Aprilia Hidayat
Rumah : Mendungan, pabelan kartasura, sukoharjo, Jawa
Tenagah
Sekolah : SMA Negeri 2 Sukoharjo
Email FB : Elshaa_elshoocndtafm@yahoo.com
0 komentar:
Post a Comment