NEW DELHI (Berita SuaraMedia) - Rencana untuk
menyingkirkan semua keledai pekerja dari ibukota India dengan tujuan
membersihkan jalanan sebelum Commonwealth Games tahun depan membuat ratusan
keluarga mencemaskan kelangsungan hidupnya.
Di seluruh Delhi
Lama terdapat sekitar 2.500 keledai dan bagal (peranakan kuda dan keledai) yang
biasanya mengangkut batu bata ke lokasi-lokasi konstruksi atau memindahkan
reruntuhan beton dari bangunan yang dirobohkan. Hewan-hewan itu digiring oleh
para pemilik atau penggembala yang dipekerjakan hari itu untuk merawat hewan
tersebut.
Di bulan Oktober,
pejabat dari Korporasi Kota Delhi (MCD) dan petugas polisi setempat mengunjungi
para pemilik keledai
pekerja dan memperingatkan mereka bahwa hewan-hewan itu
harus segera disingkirkan dari kota. Langkah tersebut adalah bagian dari
kampanye kota Delhi untuk memoles jalanannya yang kotor dan mempersembahkan
diri sebagai sebuah kota kelas dunia dalam pertandingan yang akan digelar
Oktober tahun depan dengan menyingkirkan para pengemis, gelandangan, sampah
kota, dan lainnya yang dapat merusak citra ini - termasuk hewan-hewan pekerja
kota.
Di beberapa bagian kota tua, "Hampir sebagian besar dari 1.500
penduduknya adalah keluarga Muslim yang mengandalkan hidupnya melalui keledai
dan bagal," ujar Yusuf Mohammed, pemimpin persatuan kuda, keledai, dan
bagal Delhi, memperkirakan. Kini mereka sedang menunggu apakah pemerintah kota
benar-benar akan menyita hewan-hewan itu.
"Kami telah
diberitahu bahwa hewan-hewan kami akan disita dan kami akan diusir dari kota
jika tidak meninggalkan Delhi (bersama dengan keledai-keledai itu) dengan
keinginan sendiri," ujar Sheruddin, sambil memberi makan dan minum dua
keledainya setelah seharian bekerja membersihkan sebuah lokasi penghancuran
bangunan di area Gerbang Turk, Delhi Lama.
"Selama beberapa generasi kami telah melakukan pekerjaan ini di kota
ini, bersama dengan hewan-hewan ini," ujarnya.
"Kami tidak dapat memahami bagaimana kami dan hewan-hewan kami
tiba-tiba kini dianggap mengganggu mereka."
Sheruddin, seorang pria berusia 45 tahun yang tinggal di lingkungan kumuh
bersama istri dan ketiga anaknya, mengatakan bahwa ia tidak yakin apa yang akan
ia lakukan jika rencana untuk menyingkirkan hewan-hewan itu dilanjutkan.
"Kami tidak punya tempat lain untuk dituju. Pemerintah tidak melakukan
hal yang benar dengan bersikap kejam pada kami," ujarnya.
Di Gerbang Turk, para pemilik dari sekitar 250 keledai dan bagal pekerja
cemas akan nasib mereka.
"Petugas MCD menyurvei area ini baru-baru ini dan kami telah diminta
untuk memindahkan semua keledai dan bagal dan membersihkan kandang-kandangnya karena,
kata mereka, hewan dan kandang-kandang itu tidak terlihat bagus di kota yang
indah ini," ujar Saleem Mohammed, yang memelihara dua keledai di kandang
Gerbang Turk dan merupakan putra dari Yusuf Mohammed, pemimpin persatuan.
"Kami lahir
dan tumbuh besar di kota ini. Kami memapankan kehidupan keluarga kami di sini.
Anak-anak kami belajar di sekolah setempat. Kami akan berada di tengah laut
jika kami dipaksa untuk pergi dari tempat asal kami ini sekarang."
Yusuf Mohammed mengatakan bahwa hewan-hewan itu memiliki warisan abad
pertengahan berusia 400 tahun yang bermula dari ketika kelompok nomaden datang
dari Multan dan menetap di Delhi untuk membantu membangun kota di awal abad 17
di bawah kekaisaran Mughal, Shah Jahan.
"Seharusnya mereka tidak mengambil keputusan terburu-buru untuk
membuang hewan-hewan itu tanpa merencanakan paket rehabilitasi yang layak bagi
keluarga dan hewan-hewan kami," ujar Yusuf. "Proses rehabilitasi
nyata dalam kasus ini akan memakan waktu bertahun-tahun karena kami tidak dapat
meninggalkan profesi tradisional ini kecuali anak-anak kami mendapatkan
pendidikan yang cukup dan menemukan pekerjaan di dunia lain ketika mereka
dewasa."
"Namun sebelum mereka memutuskan untuk melarang keberadan hewan-hewan
ini, harus diperdebatkan dulu apakah mereka benar-benar tidak cocok lagi di
dalam Delhi hari ini dan masa depan."
Bagi Mohammad Nazar, yang memiliki dua keledai dan satu bagal, pengusiran
itu tidak akan berhasil. Pria berusia 50 tahun itu meyakini bahwa seiring
pertumbuhan kota tua jalan-jalan akan semakin sempit dan perusahaan konstruksi
akan semakin membutuhkan kehadiran keledai dan bagal.
"Delapan puluh persen lokasi pembangunan di Delhi Lama tidak berada di
dekat jalan besar," ujarnya.
"Di dalam gang-gang yang sangat sempit bahkan mobil minivan pun tidak
dapat masuk untuk membawa batu bata ke lokasi atau mengeluarkan
reruntuhan." (rin/tn) www.suaramedia.com
http://www.suaramedia.com/dunia-islam/2012/12/14/muslim-india-diresahkan-rencana-penghapusan-keledai
0 komentar:
Post a Comment