Friday, 24 January 2014

CERPEN LUCU : MR PINK IN BLACK



MR PINK IN BLACK
Karya Hendra

Waktu kecil gue tuh oranganya penakut. Gue gak berani hadapin orang, gue gak berani sama segala macam jenis binatang kecuali semut hitam, gue gak berani sama hantu, gue gak berani sama laut, gue gak berani stopin angkot, gue gak berani makan, gak berani tidur, gak berani hidup. Lebay banget yah??


Angkot itu kendaraan umum favorite gue & temen temen gue. Mau ke mall naik angkot, kepasar naik angkot, sekolah naik angkot, ke wc pun naik angkot, bahkan mimpi pun naik angkot. Gue pernah punya pengalaman buruk waktu saat pertama kali gue naik angkot. Waktu itu sepulang dari nonton pawai tujuh belas agustus yang biasa diadakan di kota Samarinda ini. Sekedar info pawai itu seperti parade dan rutin dilakukan dihari kemerdakaan di kota ini. Sepulang dari itu gue diajak temen gue Ayub untuk pulang naik angkot. “ayo hen ikut angkotnya bapak ku aja.” Gak mungkin banget gue nolak kan soalnya lumayan banget bisa cepet sampe rumah dan gratis lagi. Tapi gue enggak mau keliatan seperti orang yang cari gratisin doing jadi gue bilang “hmmm anu, aku kayanya lebih enak jalan aja deh.” Gue berharap dia nahan gue. Dan yupp rencana gue berhasil setelah mendengar dia bilang “jangan hen rumah kamu jauh dari sini, kebetulan bapak ku lewat rumah kamu.” Gue ketawa girang dalam hati. Dan gue pun menerima tawarannya dan naik angkot dengan penuh wibawa.

Perjalanan pun dimulai dan gue merasa canggung, apalagi pada saat temen gue turun dari angkot karena sudah mencapai tujuannya. Ditengah perjalanan gue hanya bisa diam karena ini first time I meet him bapaknya si Ayub. Tanpa terasa gue pun sudah dekat pada tempat tujuan gue. Banyak opsi dikepala gue, apakah gue harus bilang stop dan turun dari angkot atau gue harus diam dan ikut kemanapun angkot itu pergi. Dan yuupp karena gue dulu itu penakut jadi gue pilih diem aja dan melewati tempat tujuan awal gue.

“Lewat sudah rumah gue, gue harus gimana ni” dalam hati gue jadi bingung gundah gulana suasana hati jadi tak menentu jadinya. Tiba tiba om om ini pun membuka mulutnya dan mengatakan “Rumah kamu dimana”? Dalam hati gue,” Mampusss, bilang apa gue ini, Sumpah enggak keren banget kalo gue bilang kelewatan tapi kalo gue bilang masih jauh bisa jadi tambah jauh perjalanan pulang gue nantinya” Jadi dengan senyum polos gue bilang “Sudah kelewatan om.” Bapaknya bayu pun langsung melanjutkan pembicaraan dengan logat seperti orang ingin marah “Kenapa kamu enggak bilang, untung sama saya kamu naiknya coba kalau sopirnya bukan saya, bisa bisa kamu diculik.” Gue pikir apa enggak nyadar ya orang ini. Gue sudah merasa dia culik. Sumpah mukanya kejam seperti penculik yang haus darah habis ngebunuh puluhan orang yang menjadi penumpangnya. Dan akhirnya dia ngebawa gue sampe tempat peristirahatannya, dia keluar dari mobil dan ninggalin gue dimobil sendirian. Mampuss gue dia pasti ngerencanain sesuatu dengan teman temannya untuk meminta tebusan sama orang tua gue. Apa gue harus kabur dan minta tolong dengan warga sekitar? Tapi sayang gue enggak punya keberanian untuk ngelakuin hal itu.

Tiba tiba gue dikagetkan dengan suara “kamu bawa uang enggak”? kata bapaknya Ayub. Nah kalo gue bilang enggak, gue bisa dibunuh lalu dibuang kesemak semak ni pikir gue. Lalu gue bilang bawa dan langsung mengeluarkan selembar seribu rupiah dari kantong gue. Dia pun mengambilnya lalu pergi lagi. Ya Allah tolong saya ya Allah doa gue dari lubuk hati paling dalam dan orang itu pun muncul lagi dengan wajah sadisnya dengan membawa pisang goreng lalu dia mengatakan “Ini makan dulu” Gue pun langsung mengambil dan memakannya karena gue sudah kelaperan seperti gembel yang sudah 3 hari enggak makan pisang goreng.

Perjalanan pun dimulai lagi dan kali ini gue menamakannya “journey to the home season 2” di perjalanan kembali gue hanya bisa diam dan dia mengingatkan gue untuk bilang stop dan tepat didepan gang tempat gue tinggal, gue pun memberanikan diri untuk bilang “Stopppp” angkot pun berhenti dan dia bilang “nah gitu dong bilang stop jadi enggak kelewatan lagi” gue pun tersenyum manis didepannya namun gue berpikir ya iyalah gue bilang stop soal gue enggak mau mati muda karena dia. Gue pun akhirnya dapat menyelesaikan misi untuk kabur dari angkot dengan sopir berwajah kriminal. Setelah kejadian itu gue jadi lebih sering naik angkot karena gue sudah berani bilang stop. Sungguh kemajuan yang sangat pesat.

Pelajaran yang bisa gue petik dari perjalanan panjang kali ini, gue gak boleh terlalu penakut karena itu bisa sangat merugikan diri gue sendiri. Dan ada hal yang paling penting, yaitu jangan menilai orang hanya dari covernya saja. Don’t look the book from the cover. Gue bisa bilang gitu karena gue anggap bapaknya Ayub jahat karena tampang kejamnya namun ternyata diaadalah seorang yang mempunyai hati yang baik mungkin jika berwarna hatinya itu berwarna pink kali ya. Dan gue bisa memanggilnya Mr. Pink In Black.

0 komentar:

Post a Comment