Banyak orang tua yang khawatir
jika anaknya belum lancar bicara padahal dilihat dari segi usia sepertinya
sudah lewat dan jika dibandingkan dengan anak-anak tetangganya, teman-temannya,
saudara-saudaranya kok ketinggalan jauh.
Gangguan kemampuan bicara atau
keterlambatan bicara dan berbahasa ini haruslah
dideteksi dan ditangani sejak
dini dan dengan metode yang tepat. Bagaimana pun juga, bicara dan bahasa
merupakan media utama seseorang untuk mengekspresikan emosi, pikiran, pendapat
dan keinginannya.
Bayangkan saja, jika ia
mengalami masalah dalam mengekspresikan diri, untuk bisa dimengerti oleh orang
lain atau orang tuanya, guru dan teman-temannya, maka bisa membuat ia
frustrasi. Mungkin pula ia akan merasa frustrasi dan malu karena teman-temannya
memperlakukan dia secara berbeda, entah mengucilkan atau pun membuatnya jadi
bahan tertawaan.
Jika tidak ada yang bisa
mengerti apa sih yang jadi keinginannya atau apa yang dimaksudkannya, maka
tidak heran jika lama kelamaan ia akan berhenti untuk berusaha membuat orang
lain mengerti.
Padahal, belajar melalui
proses interaksi adalah proses penting dalam menjadikan seorang manusia
bertumbuh dan berhasil menjadi orang seperti yang diharapkannya.
BILA ANAK
TERLAMBAT BICARA
Gangguan keterlambatan bicara
adalah istilah yang dipergunakan untuk mendeskripsikan adanya hambatan pada
kemampuan bicara dan perkembangan bahasa pada anak-anak, tanpa disertai
keterlambatan aspek perkembangan lainnya.
Pada umumnya mereka mempunyai
perkembangan intelegensi dan sosial-emosional yang normal. Menurut penelitian,
problem ini terjadi atau dialami 5 sampai 10% anak-anak usia prasekolah dan
lebih cenderung dialami oleh anak laki-laki dari pada perempuan. Pada
kasus-kasus tertentu, hambatan berbicara dan berbahasa terlihat dari adanya
hambatan dalam menulis.
Adapun penyebab dari keterlambatan bicara ini disebabkan
oleh beragam faktor, seperti:
1. Hambatan pendengaran
Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan
dengan keterlambatan bicara. Jika si anak mengalami kesulitan pendengaran, maka
dia akan mengalami hambatan pula dalam memahami, meniru dan menggunakan bahasa.
Salah satu penyebab gangguan pendengaran anak adalah karena adanya infeksi
telinga.
2. Hambatan perkembangan pada otak yang menguasai
kemampuan oral-motor
Ada kasus keterlambatan bicara yang disebabkan adanya
masalah pada area oral-motor di otak sehingga kondisi ini menyebabkan
terjadinya ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang bertanggung jawab
menghasilkan bicara. Akibatnya, si anak mengalami kesulitan menggunakan bibir,
lidah bahkan rahangnya untuk menghasilkan bunyi kata tertentu.
3. Masalah keturunan
Masalah keturunan sejauh ini belum banyak diteliti
korelasinya dengan etiologi dari hambatan pendengaran. Namun, sejumlah fakta
menunjukkan pula bahwa pada beberapa kasus di mana seorang anak anak mengalami
keterlambatan bicara, ditemukan adanya kasus serupa pada generasi sebelumnya
atau pada keluarganya. Dengan demikian kesimpulan sementara hanya menunjukkan
adanya kemungkinan masalah keturunan sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi.
4. Masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orang tua
Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua tanpa
disadari memiliki peran yang penting dalam membuat anak mempunyai kemampuan
berbicara dan berbahasa yang tinggi. Banyak orang tua yang tidak menyadari
bahwa cara mereka berkomunikasi dengan si anak lah yang juga membuat anak tidak
punya banyak perbendaharaan kata-kata, kurang dipacu untuk berpikir logis,
analisa atau membuat kesimpulan dari kalimat-kalimat yang sangat sederhana
sekali pun.
Sering orang tua malas mengajak anaknya bicara panjang
lebar dan hanya bicara satu dua patah kata saja yang isinya instruksi atau
jawaban sangat singkat. Selain itu, anak yang tidak pernah diberi kesempatan
untuk mengekspresikan diri sejak dini (lebih banyak menjadi pendengar pasif)
karena orang tua terlalu memaksakan dan "memasukkan" segala
instruksi, pandangan mereka sendiri atau keinginan mereka sendiri tanpa memberi
kesempatan pada anaknya untuk memberi umpan balik, juga menjadi faktor yang
mempengaruhi kemampuan bicara, menggunakan kalimat dan berbahasa.
5. Faktor Televisi
Anak batita yang banyak nonton TV cenderung akan menjadi
pendengar pasif, hanya menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi
yang masuk. Belum lagi suguhan yang ditayangkan berisi adegan-adegan yang
seringkali tidak dimengerti oleh anak dan bahkan sebenarnya traumatis (karena
menyaksikan adegan perkelahian, kekerasan, seksual, atau pun acara yang tidak
disangka memberi kesan yang mendalam karena egosentrisme yang kuat pada anak
dan karena kemampuan kognitif yang masih belum berkembang).
Akibatnya, dalam jangka waktu
tertentu yang mana seharusnya otak mendapat banyak stimulasi dari
lingkungan/orang tua untuk kemudian memberikan feedback kembali, namun karena
yang lebih banyak memberikan stimulasi adalah televisi (yang tidak membutuhkan
respon apa-apa dari penontonnya), maka sel-sel otak yang mengurusi masalah
bahasa dan bicara akan terhambat perkembangannya.
EVALUASI
PEMERIKSAAN
Jika orang tua mencurigai
anaknya mengalami hambatan bicara, maka hal ini haruslah diteliti dan diperiksa
oleh ahli yang memang berkompeten di bidangnya, untuk menghindari terjadinya
salah diagnosa dan penanganan. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan lengkap dari
aspek-aspek:
1. Fisiologis dan Neurologis
Dokter memeriksa secara
menyeluruh, untuk mengetahui apakah keterlambatan tersebut disebabkan masalah
pada alat pendengaran, sistem pendengarannya, atau pun pada areal otak yang
mengatur mekanisme pendengaran-bicara dan otak yang memproduksi kemampuan
berbicara. Tidak hanya itu, pemeriksaan lengkap akan menghasilkan diagnosa yang
jauh lebih pasti tidak hanya faktor penghambatnya, namun juga metode penanganan
yang paling sesuai untuk anak yang bersangkutan.
2. Psikologis
Pemeriksaan secara psikologis
juga diperlukan untuk memahami fungsi-fungsi lain yang berhubungan dengan kemampuan
berbicara dan berbahasa, seperti tingkat intelegensi serta tingkat perkembangan
sosial-emosional anak. Pemeriksaan secara psikologis ini juga dimaksudkan untuk
melihat sejauh mana pengaruh dari hambatan yang dialami anak terhadap kemampuan
emosional dan intelektualnya. Pemeriksaan ini juga harus ditangani oleh ahli
atau psikolog yang berkompeten dan berpengalaman dalam menangani anak dengan
problem keterlambatan bicara.
Setelah hasil pemeriksaan
keluar, maka orang tua dengan rekomendasi ahlinya dapat mengambil langkah tepat
seperti misalnya, melakukan terapi bicara atau jika usia anak sudah harus
sekolah, maka dimasukkan pada sekolah yang dapat memberikan perlakuan dan
perhatian yang tepat sesuai dengan masalah anak tersebut.
Sebenarnya hal ini masih bisa
didiagnosa dan dilakukan penanganan yang tepat supaya kemampuan tersebut
akhirnya berkembang seperti anak-anak lain seusianya. Jika sejak awal hambatan
bicara ini sudah didiagnosa secara tepat, dan jika pihak keluarga mempunyai
kepedulian yang tinggi untuk memberikan dukungan bagi program pemulihan si
anak, maka akan besar kemungkinan bagi si anak untuk kembali memiliki kemampuan
yang normal. Meski pada proses awal akan terkesan lamban, namun kemungkinan
besar masalah keterlambatan bicara akan teratasi ketika anak mulai memasuki
sekolah dasar.
0 komentar:
Post a Comment