Karya Listya
Adinugroho
Cerita ini hanya fiktif belaka (bukan depan), apabila ada
kesamaan nama, sifat, atau nasib bukan salah saya.
Pada zaman yang akan datang,
eh dahulu maksudnya tinggal seorang janda yang bernama Tawadan Janda. Suaminya
meninggal karena dia janda. Kalau suaminya masih ada namanya bukan janda dong.
Suaminya bernama Marijuanda, biasa dipanggil Juan. Dulu ia pernah bekerja
sebagai pelatih sepak bola. Namun baru dua bulan ia dipecat gara-gara mengatur
formasi 4-4-3 dengan catatan 4 penjaga gawang , 4 pemain tengah, dan 3 memberi
supporter di belakang gawang lawan. Akhirnya ia
memutuskan untuk menjadi pemain
sepak bola saja. Ia terpilih menjadi penjaga gawang MU (Mataram United)
football club. Karirnya berakhir ketika ia main di timnas Negara Garacinta
melawan negeri gotri merah alias Jepang. Ia sempat menepis tendangan-tendangan
dari Naruto, Doraemon, dan Sinchan. Bahkan ia pernah menahan tendangan jarak
jauh milik Tsubasa Ozora. Akan tetapi saat Kojiro Hyuga meluncurkan tendangan
macannya, macan itu menggigit Juan dan akhirnya ia meninggal. Macan tersebut
mengamuk di tengah pertandingan sepak bola, bahkan seorang pemain sirkus datang
sambil mengambil kesempatan untuk show. Biasa….cari nafkah. Macan tersebut dapat
dijinakkan oleh seorang pemain sirkus dibantu 40 asistennya. Juan dikubur di
lapangan itu saat itu juga.
Kembali kepada Janda (Huruf
besar soalnya nama orang), ia memiliki satu anak kandung dan satu anak siri.
Maksud anak siri adalah anak hasil nikah siri. Anak kandungnya bernama Gawang
Merah. Asal mula nama itu dimulai saat Janda sedang menyaksikan suaminya
beraksi di lapangan hijau. Waktu itu ia sedang dalam kondisi double body alias
berbadan dua. Saat tim lawan melakukan tendangan sudut, suaminya bermaksud
untuk memukul bola yang datang, namun dikarenakan ia lupa memakai kacamatanya,
ia tidak dapat membedakan bola dengan kepala dan dia memukul kepala lawannya
sampai tawes (tewas maksudnya). Akhirnya ia dikenai kartu merah. Janda tersebut
shock dan dibawa ke RS (Rumah Spiritual) karena akan melahirkan. Dikarenakan
ayah anak itu adalah penjaga gawang dan telah mendapat kartu merah, maka bayi
yang lahir itu dinamai Gawang Merah.
Sedangkan anak sirinya,
dinamai Gawang Putih. Alasannya sama dengan Gawang Merah, hanya saja saat itu
sedang musim salju, jadi kartu merahnya tertutup salju. Jadi putih deh. Sesuatu
banget.
Janda terlalu pilih kasih
terhadap anaknya. Ia selalu membela Gawang Merah dan menyiksa Gawang Putih. Ia
dan Gawang Merah selalu menyakiti Gawang Putih. Gawang Putih disakiti Gawang
Merah. Gawang Merah menyakiti Gawang Putih. Gawang Merah Gawang Putih
sakit-sakitan. Loh??
Suatu saat Janda menyuruh
Gawang Putih mencuci pakaian. GP (Gawang Putih, bukan Gulia Perez) pergi ke
sungai untuk mencuci pakaian karena di pinggir sungai terdapat jasa laundry.
Sesampainya disana, dimasukanlah pakaian satu per satu hingga sampai pakaian
yang ke 586,5 (seandainya teks ini dapat menggunakan simbol akar dan pangkat
saya akan menulis 586,5 akar 4,099 x 10 pangkat -85). Karena terlalu banyak
muatan, mesin cuci yang digunakan mencuci tiba tiba beledak (aduh, salah
ngetik). Pakaiannya berterbangan hingga ke langit yang biru.
Pakaiannya terbawa arus sungai
yang naik.???. Gawang Putih bingung apa yang mau ia lakukan, setelah berfikir
bertahun-tahun akhirnya ia memilih untuk menangis karena menyesal karena ia
berfikir dalam waktu yang lama.
Tiba-tiba datang sesuatu dari
kejauhan. Ternyata sesuatu itu adalah Buto Ijo. Ia berkata bahwa pakaian GP
tersangkut di atap rumahnya yang berlantai 100. Polisi setempat masih
mengidentifikasi bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi. Untuk menjaga
keamanan proses identifikasi, dikerahkan 2.000 pasukan TNI AU dan 3.500 PPTX
(Pasukan Pembela Tanahair Xelamanya). Buto Ijo memberikan secarik kertas kepada
GP. Kertas itu bertuliskan alamat tempat tinggal Buto Ijo. Setelah memberikan
alamat tersebut, Buto Ijo pergi pulang.
Gawang Putih kembali ke sungai
untuk memikirkan apa yang sudah terjadi. Jika pulang tanpa membawa apa2, ia
akan dihukum ibu sirinya. Jika mencari pakaiannya, ia tidak tahu kemana
pakaiannya. Akhirnya ia teringat alamat yang diberikan Buto Ijo 2 menit yang
lalu. Ia segera bergegas ke bandara untuk membeli tiket penerbangan. Sambil
melihat alamat Buto Ijo, GP melihat dari pesawat untuk menelusuri alamat Buto
Ijo. Akhirnya ia sampai di kompleks Ijo, kompleks dimana Buto Ijo tinggal. Di
kertas alamat tertulis kompleks Ijo blok X nomor 12,3. Ia kebingungan mencari
rumah Buto Ijo. Sesekali ia melantunkan lagu alamat palsunya Ayu Kriting (Ting
ting maksudnya) karena kesana kemari ia membawa alamat. Namun yang dia temui
bukan dirinya.
Setelah berjalan menelusuri
kompleks, ia menemukan rumah seperti yang tertulis pada alamat. Namun sayang
seribu sayang, itu bukan rumah Buto Ijo melainkan rumah Kolor Ijo. Ternyata
rumah Buto Ijo adalah rumah nomor 12,4 tepat di sebelah rumah Kacang Ijo.
Selain itu, yang tinggal di kompleks Ijo tersebut ada Ijo Lumut, Hulk, Ijo
Daun, Paijo, dan Ijo ko bodo.
Buto Ijo sudah menyambut GP di
depan rumahnya. Gawang Putih segera mengambil pakaiannya yang tersangkut di
atap rumah Buto Ijo. Setelah 2 menit lebih 4 tahun, GP berhasil naik ke lantai
puncak dan mengambil pakaiannya. Gawang Putih langsung kabur dari rumah Buto
Ijo karena ia melihat Koran di atap yang memberitakan Buto Ijo telah memakan 3
juta penduduk setempat. Saat ia telah berlari sejauh 23 m dari rumah Buto Ijo,
Buto Ijo melihat dan mengejarnya. Setelah berlari 1.000 meter, di depan tampak
seorang juri balap lari mengibarkan bendera hitam putih pertanda bahwa GP
berhasil meraih juara 1 lari tingkat dunia. Ia mendapat medali emas dan Buto
Ijo hanya mendapat medali tembaga. Dengan begitu, GP berhasil menambah
perolehan emas Negara Bawang dengan perolehan 1 emas, 2,4 perak, 5 perunggu, 2
medali tembaga, 5 medali kayu, 8 medali plastik, 13 medali kertas, dan 76
medali khayalan.
Pakaian dan medali emas sudah
di tangan. Ia yakin kalau pulang ia tak akan dihukum. Ia berjalan santai menuju
rumahnya. Di depan rumah tampak Gawang Merah dan Janda dengan muka agak marah.
Suasana menjadi berbalik 361 derajat. Gawang Putih memelankan langkahnya karena
ketakutan. Bahkan ia juga sempat melakukan Moonwalk guna memperlambat
langkahnya. Tiba-tiba Gawang Putih teringat sesuatu. Ternyata ia hanya membawa
1 baju saja, padahal total keseluruhan semuanya ada 601 cos 30.
Ia menjadi lebih ketakutan
karena tangan Janda memegang sebuah golok dan 4 pedang serta 20 pistol. Tetapi
Tuhan berkata lain. Gawang Merah dan Janda kemudian membuang senjata di
tangannya dan melakukan persenyuman. Mereka mendapatkan tawaran pekerjaan di
Amerika dan menitipkan rumahnya pada Gawang Putih. Menurut kabar yang
diberitakan Koran setempat, Gawang Merah dan Janda akan menjadi sesosok manusia
bertenaga dan bekerja sebagai wanita (TKW) di kediaman Barrack Obama. Mereka
kemudian pergi meninggalkan rumah dan mengucapkan selamat tinggal pada Gawang
Putih.
Gawang Putih sangat tidak
menyangka kalau dia gak dimarahi. Dengan santai ia masuk rumah. Tetapi
lagi-lagi Tuhan berkata lain. Ternyata di dapur sudah terdapat kobaran api yang
sangat dahsyat. Gawang Putih kaget hingga pingsan. Kobaran api tersebut
membakar seluruh isi rumah, termasuk Gawang Putih. Tamat.
PROFIL PENULIS
Saya adalah seorang manusia yang bukan luar biasa,
artinya saya hanya manusia biasa. oh iya fb saya Listya Adinugroho, twitternya
@adinugroho2222, follow ya qaqa
bagus. kunjungi blog saya.
ReplyDeletewww.bocahsastra.blogspot.com