Friday, 24 January 2014

CERPEN LUCU : GAWANG MERAH GAWANG PUTIH



GAWANG MERAH GAWANG PUTIH
Karya Listya Adinugroho

Cerita ini hanya fiktif belaka (bukan depan), apabila ada kesamaan nama, sifat, atau nasib bukan salah saya.

Pada zaman yang akan datang, eh dahulu maksudnya tinggal seorang janda yang bernama Tawadan Janda. Suaminya meninggal karena dia janda. Kalau suaminya masih ada namanya bukan janda dong. Suaminya bernama Marijuanda, biasa dipanggil Juan. Dulu ia pernah bekerja sebagai pelatih sepak bola. Namun baru dua bulan ia dipecat gara-gara mengatur formasi 4-4-3 dengan catatan 4 penjaga gawang , 4 pemain tengah, dan 3 memberi supporter di belakang gawang lawan. Akhirnya ia
memutuskan untuk menjadi pemain sepak bola saja. Ia terpilih menjadi penjaga gawang MU (Mataram United) football club. Karirnya berakhir ketika ia main di timnas Negara Garacinta melawan negeri gotri merah alias Jepang. Ia sempat menepis tendangan-tendangan dari Naruto, Doraemon, dan Sinchan. Bahkan ia pernah menahan tendangan jarak jauh milik Tsubasa Ozora. Akan tetapi saat Kojiro Hyuga meluncurkan tendangan macannya, macan itu menggigit Juan dan akhirnya ia meninggal. Macan tersebut mengamuk di tengah pertandingan sepak bola, bahkan seorang pemain sirkus datang sambil mengambil kesempatan untuk show. Biasa….cari nafkah. Macan tersebut dapat dijinakkan oleh seorang pemain sirkus dibantu 40 asistennya. Juan dikubur di lapangan itu saat itu juga.

Kembali kepada Janda (Huruf besar soalnya nama orang), ia memiliki satu anak kandung dan satu anak siri. Maksud anak siri adalah anak hasil nikah siri. Anak kandungnya bernama Gawang Merah. Asal mula nama itu dimulai saat Janda sedang menyaksikan suaminya beraksi di lapangan hijau. Waktu itu ia sedang dalam kondisi double body alias berbadan dua. Saat tim lawan melakukan tendangan sudut, suaminya bermaksud untuk memukul bola yang datang, namun dikarenakan ia lupa memakai kacamatanya, ia tidak dapat membedakan bola dengan kepala dan dia memukul kepala lawannya sampai tawes (tewas maksudnya). Akhirnya ia dikenai kartu merah. Janda tersebut shock dan dibawa ke RS (Rumah Spiritual) karena akan melahirkan. Dikarenakan ayah anak itu adalah penjaga gawang dan telah mendapat kartu merah, maka bayi yang lahir itu dinamai Gawang Merah.

Sedangkan anak sirinya, dinamai Gawang Putih. Alasannya sama dengan Gawang Merah, hanya saja saat itu sedang musim salju, jadi kartu merahnya tertutup salju. Jadi putih deh. Sesuatu banget.

Janda terlalu pilih kasih terhadap anaknya. Ia selalu membela Gawang Merah dan menyiksa Gawang Putih. Ia dan Gawang Merah selalu menyakiti Gawang Putih. Gawang Putih disakiti Gawang Merah. Gawang Merah menyakiti Gawang Putih. Gawang Merah Gawang Putih sakit-sakitan. Loh??

Suatu saat Janda menyuruh Gawang Putih mencuci pakaian. GP (Gawang Putih, bukan Gulia Perez) pergi ke sungai untuk mencuci pakaian karena di pinggir sungai terdapat jasa laundry. Sesampainya disana, dimasukanlah pakaian satu per satu hingga sampai pakaian yang ke 586,5 (seandainya teks ini dapat menggunakan simbol akar dan pangkat saya akan menulis 586,5 akar 4,099 x 10 pangkat -85). Karena terlalu banyak muatan, mesin cuci yang digunakan mencuci tiba tiba beledak (aduh, salah ngetik). Pakaiannya berterbangan hingga ke langit yang biru.

Pakaiannya terbawa arus sungai yang naik.???. Gawang Putih bingung apa yang mau ia lakukan, setelah berfikir bertahun-tahun akhirnya ia memilih untuk menangis karena menyesal karena ia berfikir dalam waktu yang lama.

Tiba-tiba datang sesuatu dari kejauhan. Ternyata sesuatu itu adalah Buto Ijo. Ia berkata bahwa pakaian GP tersangkut di atap rumahnya yang berlantai 100. Polisi setempat masih mengidentifikasi bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi. Untuk menjaga keamanan proses identifikasi, dikerahkan 2.000 pasukan TNI AU dan 3.500 PPTX (Pasukan Pembela Tanahair Xelamanya). Buto Ijo memberikan secarik kertas kepada GP. Kertas itu bertuliskan alamat tempat tinggal Buto Ijo. Setelah memberikan alamat tersebut, Buto Ijo pergi pulang.

Gawang Putih kembali ke sungai untuk memikirkan apa yang sudah terjadi. Jika pulang tanpa membawa apa2, ia akan dihukum ibu sirinya. Jika mencari pakaiannya, ia tidak tahu kemana pakaiannya. Akhirnya ia teringat alamat yang diberikan Buto Ijo 2 menit yang lalu. Ia segera bergegas ke bandara untuk membeli tiket penerbangan. Sambil melihat alamat Buto Ijo, GP melihat dari pesawat untuk menelusuri alamat Buto Ijo. Akhirnya ia sampai di kompleks Ijo, kompleks dimana Buto Ijo tinggal. Di kertas alamat tertulis kompleks Ijo blok X nomor 12,3. Ia kebingungan mencari rumah Buto Ijo. Sesekali ia melantunkan lagu alamat palsunya Ayu Kriting (Ting ting maksudnya) karena kesana kemari ia membawa alamat. Namun yang dia temui bukan dirinya.

Setelah berjalan menelusuri kompleks, ia menemukan rumah seperti yang tertulis pada alamat. Namun sayang seribu sayang, itu bukan rumah Buto Ijo melainkan rumah Kolor Ijo. Ternyata rumah Buto Ijo adalah rumah nomor 12,4 tepat di sebelah rumah Kacang Ijo. Selain itu, yang tinggal di kompleks Ijo tersebut ada Ijo Lumut, Hulk, Ijo Daun, Paijo, dan Ijo ko bodo.

Buto Ijo sudah menyambut GP di depan rumahnya. Gawang Putih segera mengambil pakaiannya yang tersangkut di atap rumah Buto Ijo. Setelah 2 menit lebih 4 tahun, GP berhasil naik ke lantai puncak dan mengambil pakaiannya. Gawang Putih langsung kabur dari rumah Buto Ijo karena ia melihat Koran di atap yang memberitakan Buto Ijo telah memakan 3 juta penduduk setempat. Saat ia telah berlari sejauh 23 m dari rumah Buto Ijo, Buto Ijo melihat dan mengejarnya. Setelah berlari 1.000 meter, di depan tampak seorang juri balap lari mengibarkan bendera hitam putih pertanda bahwa GP berhasil meraih juara 1 lari tingkat dunia. Ia mendapat medali emas dan Buto Ijo hanya mendapat medali tembaga. Dengan begitu, GP berhasil menambah perolehan emas Negara Bawang dengan perolehan 1 emas, 2,4 perak, 5 perunggu, 2 medali tembaga, 5 medali kayu, 8 medali plastik, 13 medali kertas, dan 76 medali khayalan.

Pakaian dan medali emas sudah di tangan. Ia yakin kalau pulang ia tak akan dihukum. Ia berjalan santai menuju rumahnya. Di depan rumah tampak Gawang Merah dan Janda dengan muka agak marah. Suasana menjadi berbalik 361 derajat. Gawang Putih memelankan langkahnya karena ketakutan. Bahkan ia juga sempat melakukan Moonwalk guna memperlambat langkahnya. Tiba-tiba Gawang Putih teringat sesuatu. Ternyata ia hanya membawa 1 baju saja, padahal total keseluruhan semuanya ada 601 cos 30.

Ia menjadi lebih ketakutan karena tangan Janda memegang sebuah golok dan 4 pedang serta 20 pistol. Tetapi Tuhan berkata lain. Gawang Merah dan Janda kemudian membuang senjata di tangannya dan melakukan persenyuman. Mereka mendapatkan tawaran pekerjaan di Amerika dan menitipkan rumahnya pada Gawang Putih. Menurut kabar yang diberitakan Koran setempat, Gawang Merah dan Janda akan menjadi sesosok manusia bertenaga dan bekerja sebagai wanita (TKW) di kediaman Barrack Obama. Mereka kemudian pergi meninggalkan rumah dan mengucapkan selamat tinggal pada Gawang Putih.

Gawang Putih sangat tidak menyangka kalau dia gak dimarahi. Dengan santai ia masuk rumah. Tetapi lagi-lagi Tuhan berkata lain. Ternyata di dapur sudah terdapat kobaran api yang sangat dahsyat. Gawang Putih kaget hingga pingsan. Kobaran api tersebut membakar seluruh isi rumah, termasuk Gawang Putih. Tamat.
PROFIL PENULIS
Saya adalah seorang manusia yang bukan luar biasa, artinya saya hanya manusia biasa. oh iya fb saya Listya Adinugroho, twitternya @adinugroho2222, follow ya qaqa

1 komentar:

  1. bagus. kunjungi blog saya.
    www.bocahsastra.blogspot.com

    ReplyDelete