Rasa
dingin masih meliputi suasana pagi hari. Tetesan embun membasahi bunga-bunga
yang berada tepat di samping rumahku. Rasanya enggan sekali untuk bangun. Ingin
pada waktu pagi itu sebelum aku beranjak dari ranjang tempat tidurku, selimut
yang sudah berada di bawah kakiku ku ambil dan ku betulkan, alias kembali
menyelimuti tubuhku yang kedinginan. Tetapi mengingat hari itu bukanlah hari
libur sekolah, dengan terpaksa aku beranjak dari tempat tidurku dan langsung ku
ambil handuk yang tergantung di pintu kamarku. Setelah itu aku langsung pergi
mandi.
Setelah
beberapa menit di kamar mandi, akupun keluar dan menuju kamar untuk berpakaian
dan bersiap diri untuk pergi ke sekolah. Tetapi, sesuatu terjadi di kamarku
pada saat aku baru membuka pintu kamarku dan menatap jam dinding yang
tergantung di tembok kamarku yang bercatkan warna biru. Aku spontan melihat
arah jarum jam dindingku menunjukan angka 06.57. “hah…!!” kataku kaget sambil
melototkan mata. “waduh gimana nih..? Mana belum pake baju dan lain-lain lagi”
aku panik sendirian di kamar. Karena ibuku sedang ke pasar, aku jadi tidak ada
yang membantu menyiapkan ini itu.
Setelah
beberapa menit menyiapkan diri dengan secepat kilat, aku pun bergegas berangkat
ke sekolah. Mungkin hari ini hari kesialanku. Ayahku berangkat kerja pagi
sekali. Jadi, hari ini tidak ada yang mengantarkanku ke sekolah. Jadi, dengan
terpaksa aku berangkat menggunakan angkot. Di dalam angkot, entah mengapa aku
merasakan keanehan. Seluruh penumapang yang berada di dalam angkot melihatiku
dengan diikuti senyuman-senyuman yang tidak mengenakan. Tapi aku cuek aja.
Setelah
sampai di sekolahku tercinta yaitu smk bintang jaya, ternayata aku sudah
terlambat. Aku langsung masuk ke ruang tata usaha untuk meminta surat izin
masuk kelas karena aku terlambat. Pada saat aku baru masuk ke ruang tata usaha,
jantungku berdegup kencang karena aku takut dihukum karena keterlambatanku ini.
Tapi untung saja si karyawan tata usaha sedang berbaik hati. Dia tidak
menghukumku melainkan hanya menasehati saja supaya tidak mengulanginya lagi.
Tetapi selama aku berada di ruang tata usaha, aku merasakan keanehan yang aku
rasakan pada saat di dalam angkot tadi pagi. Semua karyawan cekikikan melihat
penampilanku termasuk juga karyawan yang sedang membuatkanku surat izin masuk
kelas. “bu, apa ada yang salah dengan penampilanku?” tanyaku dengan penuh
kebingungan kepada bu sulis yang sedang membuatkanku surat. “mmm.. Gimana ya?
Mungkin kamu akan tau setelah kamu masuk kelas nanti” jawab bu sulis.
Surat
pun sudah jadi dan ibu sulis langsung memberikannya padaku. “terimakasih bu”
ucapku dengan singkat. Bu sulis tidak menjawab ucapanku melainkan hanya
tersenyum diikuti cekikikan seolah-olah menertawaiku. Aku langsung beranjak
keluar ruangan dengan penuh kebingungan.
Sampai
di kelas. Aku mengetuk pintu “assalamu’alaikum” ucapku di depan pintu.
“wa’alaikum salam, sini masuk” jawab bu eni yang sedang mengajar di kelasku.
Aku pun masuk ke kelas. Pada saat baru satu langkah aku masuk ke kelas,
tiba-tiba temanku tertawa terbahak-bahak termasuk juga bu eni. “hey, tadi pagi
rumahmu mati lampu ya?” suara salah satu temanku yang duduk di depan. “sudah,
sudah!!” perintah bu eni yang mencoba menenangkan seisi kelas yang sedang
menertawai aku. “bu, maaf saya terlambat” kataku sambil menyodorkan surat izin
masuk. “ya, tapi jangan diulangi lagi ya” jawab bu eni. “bu, maaf apa ada yang
aneh dengan penampilanku?” tanyaku kebingungan. “apa kamu tidak sadar? Coba
kamu lihat apa yang kamu kenakan pada kakimu” jawab bu eni dengan singkat.
Langsung ku lihat kakiku. Dan ternyata tanpa aku sadari, dari rumah aku bukan
mengenakan sepatu sekolah melainkan sandal tidurku yang berhiaskan bulu-bulu
lembut yang membuat kakiku hangat ketika bangun tidur. Dengan ekspresi super
kaget aku mengatakan “hah…!!”, “aduh kok bisa sih aku gak ngerasa dari rumah
aku pake sandal tidur” sambungku sambil menggumam di hati. Dengan perasaan malu
aku menuju ke kursi tempat duduku yang biasa aku duduki setiap hari di kelas.
Kejadian ini menjadi topik pembicaraan kelas-kelas lain satu hari full. Betapa
malunya diriku menjadi buah bibir satu sekolah. Kapok deh. Aku gak bakal
ngelakuin hal seperti ini lagi. Bener-bener harus diamati penampilanku sebelum
pergi ke sekolah.
Cerpen Karangan: Sela
Anjelika
Facebook: Angeliiena
Lopheeriifat Sllu
0 komentar:
Post a Comment