Wednesday, 10 December 2014

Bukan Sepatu Sekolah



Rasa dingin masih meliputi suasana pagi hari. Tetesan embun membasahi bunga-bunga yang berada tepat di samping rumahku. Rasanya enggan sekali untuk bangun. Ingin pada waktu pagi itu sebelum aku beranjak dari ranjang tempat tidurku, selimut yang sudah berada di bawah kakiku ku ambil dan ku betulkan, alias kembali menyelimuti tubuhku yang kedinginan. Tetapi mengingat hari itu bukanlah hari libur sekolah, dengan terpaksa aku beranjak dari tempat tidurku dan langsung ku ambil handuk yang tergantung di pintu kamarku. Setelah itu aku langsung pergi mandi.

Setelah beberapa menit di kamar mandi, akupun keluar dan menuju kamar untuk berpakaian dan bersiap diri untuk pergi ke sekolah. Tetapi, sesuatu terjadi di kamarku pada saat aku baru membuka pintu kamarku dan menatap jam dinding yang tergantung di tembok kamarku yang bercatkan warna biru. Aku spontan melihat arah jarum jam dindingku menunjukan angka 06.57. “hah…!!” kataku kaget sambil melototkan mata. “waduh gimana nih..? Mana belum pake baju dan lain-lain lagi” aku panik sendirian di kamar. Karena ibuku sedang ke pasar, aku jadi tidak ada yang membantu menyiapkan ini itu.


Setelah beberapa menit menyiapkan diri dengan secepat kilat, aku pun bergegas berangkat ke sekolah. Mungkin hari ini hari kesialanku. Ayahku berangkat kerja pagi sekali. Jadi, hari ini tidak ada yang mengantarkanku ke sekolah. Jadi, dengan terpaksa aku berangkat menggunakan angkot. Di dalam angkot, entah mengapa aku merasakan keanehan. Seluruh penumapang yang berada di dalam angkot melihatiku dengan diikuti senyuman-senyuman yang tidak mengenakan. Tapi aku cuek aja.

Setelah sampai di sekolahku tercinta yaitu smk bintang jaya, ternayata aku sudah terlambat. Aku langsung masuk ke ruang tata usaha untuk meminta surat izin masuk kelas karena aku terlambat. Pada saat aku baru masuk ke ruang tata usaha, jantungku berdegup kencang karena aku takut dihukum karena keterlambatanku ini. Tapi untung saja si karyawan tata usaha sedang berbaik hati. Dia tidak menghukumku melainkan hanya menasehati saja supaya tidak mengulanginya lagi. Tetapi selama aku berada di ruang tata usaha, aku merasakan keanehan yang aku rasakan pada saat di dalam angkot tadi pagi. Semua karyawan cekikikan melihat penampilanku termasuk juga karyawan yang sedang membuatkanku surat izin masuk kelas. “bu, apa ada yang salah dengan penampilanku?” tanyaku dengan penuh kebingungan kepada bu sulis yang sedang membuatkanku surat. “mmm.. Gimana ya? Mungkin kamu akan tau setelah kamu masuk kelas nanti” jawab bu sulis.

Surat pun sudah jadi dan ibu sulis langsung memberikannya padaku. “terimakasih bu” ucapku dengan singkat. Bu sulis tidak menjawab ucapanku melainkan hanya tersenyum diikuti cekikikan seolah-olah menertawaiku. Aku langsung beranjak keluar ruangan dengan penuh kebingungan.

Sampai di kelas. Aku mengetuk pintu “assalamu’alaikum” ucapku di depan pintu. “wa’alaikum salam, sini masuk” jawab bu eni yang sedang mengajar di kelasku. Aku pun masuk ke kelas. Pada saat baru satu langkah aku masuk ke kelas, tiba-tiba temanku tertawa terbahak-bahak termasuk juga bu eni. “hey, tadi pagi rumahmu mati lampu ya?” suara salah satu temanku yang duduk di depan. “sudah, sudah!!” perintah bu eni yang mencoba menenangkan seisi kelas yang sedang menertawai aku. “bu, maaf saya terlambat” kataku sambil menyodorkan surat izin masuk. “ya, tapi jangan diulangi lagi ya” jawab bu eni. “bu, maaf apa ada yang aneh dengan penampilanku?” tanyaku kebingungan. “apa kamu tidak sadar? Coba kamu lihat apa yang kamu kenakan pada kakimu” jawab bu eni dengan singkat. Langsung ku lihat kakiku. Dan ternyata tanpa aku sadari, dari rumah aku bukan mengenakan sepatu sekolah melainkan sandal tidurku yang berhiaskan bulu-bulu lembut yang membuat kakiku hangat ketika bangun tidur. Dengan ekspresi super kaget aku mengatakan “hah…!!”, “aduh kok bisa sih aku gak ngerasa dari rumah aku pake sandal tidur” sambungku sambil menggumam di hati. Dengan perasaan malu aku menuju ke kursi tempat duduku yang biasa aku duduki setiap hari di kelas. Kejadian ini menjadi topik pembicaraan kelas-kelas lain satu hari full. Betapa malunya diriku menjadi buah bibir satu sekolah. Kapok deh. Aku gak bakal ngelakuin hal seperti ini lagi. Bener-bener harus diamati penampilanku sebelum pergi ke sekolah.

Cerpen Karangan: Sela Anjelika
Facebook: Angeliiena Lopheeriifat Sllu

0 komentar:

Post a Comment