Friday 14 February 2014

RIWAYAT HIDUP NABI MUHAMMAD Saw.



RIWAYAT HIDUP NABI MUHAMMAD Saw.

    A.      ARAB SEBELUM ISLAM

Nabi Muhammad Saw. Lahir (570M), Dengan adanya ka’bah di tengah kota, Mekkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah. Makkah kelihatannya makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ketika itu mencerminkan realitas kesukunan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi. Jezirah Arab terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu bagian tengah dan bagian pesisir. Sebagian besar daerah jazirah adalah padang pasir Sahara yang terletak ditengah dan memiliki keadaan dan sifat berbeda-beda.


Adapun daerah pesisir, bila dibandingkan dengan Sahara sangat kecil, bagaikan selembar pita yang mengelilingi jazirah. Bila dilihat dari asal usul keturunan, penduduk  jazirah Arab dapat dibagi menjadidua golongan besar, yaitu Qohthaniyun(keturunan Qohtan) dan ‘Adnaniyun (keturunan Ismail Ibnu Ibrahim). Dunia Arab ketika itu merupakan kencah peperangan terus menerus, akibat dari peperangan yang terus menerus, kebudayaan mereka tidak berkembang. Karena itu, bahan-bahan sejarah Arab pra Islam sangat langka didapatkan di dunia Arab dan dalam bahasa Arab. Dengan begitulah sejarah dan sifat masyarakat Badui Arab dapat diketahui, antara lain, bersemangat tinggi dalam mecari nafkah, sabar menghadapi kekerasan alam, dan juga dikenal sebagai masyarakat yang cinta kebebasan.

Lain halnya dengan pendsuduk negeri yang telah berbudaya dan mendiami pesisir jazirah Arab, sejarah mereka dapat diketahui lebih jelas. Mereka selalu mengalami perubahan situasi dan kondisi yang mengitarinya. Sampai kehadiran Nabi Muhammad, kota-kota mereka masih merupakan kota-kota perniagaan dan memang jazirah Arab ketika itu merupakan daerah yang terletak pada jalur perdagangan Yng menghubungkan antara Syam dan Samudera India.

Golongan Qahthaniyun, misalnya, pernah mendirikan kerajaan Saba’ dan kerajaan Himyar di Yaman, bagian selatan jazirah Arab. Kerajaan Saba’ inilah yang membangun bendungan Ma’arib, sebuah bendungan raksasa yang menjadi sumber air untuk seluruh wilayah kerjaaan. Setelah bendungan Ma’arib runtuh, masa gemilang kerajaan Himyar sedikit demi sedikit memudar. Meskipun demikian, karena daerahnya berada pada jalur perdagangan yamng strategis dah tanahnya subur, daerah ini tetap menjadi incaran kerajaan besar Romawi dan Persia yang selalu bersaing untuk menguasainya.

Setelah kerajaan Himyar jatuh, jalur-jalur perdagangan didominasi oleh kerajaan Romawi dan Persia. Pusat perdagangan bangsa Arab serentak kemudian beralih ke daerah Hijaz. Makkahpun menjadi masyhur damn disegani. Begitu pula suku Quraisy. Kondisi ini membawa dampak positif bagi mereka, perdagangan menjadi semakin maju.

Melalui jalur perdagangan, bangsa Arab berhubungan dengan bangsa-bangsa Syiria , Persia, Habsy, Mesir(Qibthi), dan Romawi yang semuanya telah mendapat pengaruh kebudayaan Hellenisme. Penganut agama Yahudi  juga banyak mendirikan koloni di jazirah Arab. Mayoritas penganut agama Yahudi tersebut pandai bercocok tanam dan membuat alat-alat dari besi. Walaupun agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke jazirah Arab kebanyakan masih menganut agama asli merka, yaitu percaya kepada banyak dewa yang diwujudkan dalam bentuk berhala dan patung.

B.      RIWAYAT HIDUP NABI MUHAMMAD:  DAKWAH DAN PERJUANGAN
·         Sebelum Masa Kerasulan

Nabi Muhammad Saw. adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthalib,seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya bernama Aminah Binti Wahadari Bani Zuhrah. Tahun kelahiran nabi dikenal dengan nama Tahun Gajah(570M). Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah. Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh, Halimah Sa’diyah sampai usia empat tahun. Setelah itu, kurang lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibu kandungnya dan ketika berumur enam tahun, dia menjadi yatim piatu.

Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab merawat Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan pengembalangan ini dia menemukan tempat untuk berfikir dan merenung.

Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai penggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Pada usia yang kedua puluh lima, Muhammad berangkat ke Syiria membawa barang dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khodijah. Khodijah kemudian melamarnya. Ketika itu Muhammad berusia 25 tahun dan Khodijah 40 tahun dan dikarunia enam orang anak dua putra dan empat putri.
Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad terjadi pada saat usianya 35 tahun. Waktu itu bangunan Ka’bah rusak berat. Perbaikan Ka’bah dilakukan secara gotong royong, tetapi pada saat terakhir, ketika pekerjaan tinggal meletakkan hajar aswad di tempatnya semuala, timbul perselisihan. Perselisihan semakin memuncak, namunakhirnya para pemimpin Quraisy sepakat bahwa orang yang pertama masuk ke Ka’bah melalui pintu shafa, akan dijadikan hakim untuk memutuskan perkara ini. Ternyata, orang yang pertama masuk itu adalah Muhammad. Ia pun dipercaya jadi hakim.

·         Masa Kerasulan

Menjelang usianya yang keempat puluh, dia sudah terlalu biasa memisahkan diri dari kegaulan masyarakat, berkontemplan si ke gua Hira, beberapa kilometer di Utara Makkah. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Malaikat Jibril muncul di hadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama. Setelah wahyu pertama dating, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama, sementara Nabi Muhammad menantikannya dan selalu dating ke gua Hira’. Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu yang membawa perintah kepadanya.

Dengan datangnya perintah itu, mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama, beliau melakukannya secara diam-diam di lingkungan sendiri dan di kalangan rekan-rekannya. Karena itulah, orang yang pertama kali menerima dakwahnya adalah keluarga dan sahabat dekatnya. Langkah dkwah selanjutnya yang diambil Muhammad adalah menyeru masyarakat umum. Nabi mulai menyeru segenap lapisan masyarakat kepada Islam dengan terang-terangan, baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya.

Setelah dakwah terang-terangan itu, pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah rasul. Menurut Ahmad Syalabi, ada lima factor yang mendorong orang Quraisy menentang seruan Islam itu. (1) Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. (2) Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya. (3) Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan  pembalasan di khirat. (4) Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat berakar pada bangsa Arab. (5) Pemahat dan  penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.

Banyak cara yang ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad. Pertama-tama mereka mengira bahwa, kekuatan nabi terletak pada perlindungan dan pembelaan Abu Thalib yang amat disegani itu. Karena itu menyusun siasat agaimana melepaskan hubungan nabi dengan Abu Thalib dan mengancam. Tampaknya Abu Thalib cukup terpengaruh dengan ancaman tersebut. Namun, Nabi menolak dengan mengatakan: ‘Demi Allah saya tidak akan berhenti memperjuangkan amanat Allah ini, walaupun seluruh anggota kelurga dan sanak saudara akan mengucilkan saya.’ Abu Thalib sangat terharu mendengar jawaban keponakannya, kemudian berkata:” Teruskan, demi Allah aku akan terus membelamu.”

Setelah cara-cara diplomatik dan bujuk rayuyang dilakukan oleh kaum Quraisy gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Makkah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Makkah. Menguatnya posisi umat islam memperkeras reaksi kaum musyrik Quraisy. Mereka menempuh cara baru dengan melumpuhkan kekuatan Muhammad yang bersandar pada perlindungan Bani Hasyim. Cara yang ditempuh adalah pemboikotan.

Pemboikotan itu baru berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sungguh suatu tindakan yang keterlaluan. Tidak lama kemudian Abu Thalib, paman Nabi yang merupakan pelindung utamanya, meninggal dunia dalam usia 87 tahun. Tahun ini merupakan tahun kesedihan Nabi Muhammad. Untuk menghiburnabi yang sedang ditimpa duka, Allah meng’isra’ dan memikrajkan beliau pada tahun ke-10 kenabian itu. Setelah peristiwa Isra’ dan Mikra, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul.

·         PEMBENTUKAN NEGARA MADINAH

Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), nabi resmi menjadi pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Makkah, pada periode Madinah, Islam, merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara.

Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru itu, ia segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar pertama, pembangunan masjid,selain untuk tempat sholat, juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka, disamping sebagai tempat bermusyawarah merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Dasar kedua, adalah ukhuwwah islamiyah, persaudaraan sesame Muslim. Dasar ketiga, hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam.

Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-porang Makkah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Perang pertama yang sangat menentukan masa depan Negara islam adalah Perang Badar, perang antara kaum Muslimin dengan Musyrik Quraisy. Dalam perang ini kaumMuslimin keluar sebagai pemenang.

0 komentar:

Post a Comment